Senin, 29 April 2019

MENGELOLA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KOI


Beberapa jenis penyakit yang menyerang ikan Koi dan cara pengobatannya, antara lain :

White Spot
Penyakit White Spot ditandai dengan adanya bintik-bintik putih pada permukaan tubuh ikan. Mula-mula bintik muncul di permukaan badan lalu meluas ke bagian tubuh lain, misalnya ke insang.
Koi yang terkena penyakit bintik putih dapat diobati dengan menaikkan suhu air kolam sampai berapa derajat dari suhu awal. Untuk pengobatan kimia, air kolam bisa ditambahkan dengan 0,5 gram Metheline Blue (MB)/1 ton air. Sedangkan untuk pengobatan secara alami dapat menggunakan ekstrak dari daun sirih atau kunyit. Koi yang terserang penyakit ini direndam ke dalam larutan ekstrak daun sirih atau kunyit yang telah dicampur dengan air bersih selama kurang lebih 1 jam.

Parasit Lernea
Parasit lernea lebih populer disebut “cacing jangkar”. Parasit ini dapat dilihat dengan mata telanjang, biasanya ditemukan menempel pada bagian luar tubuh ikan atau pada insang.
Untuk pengobatan secara kimianya sebaiknya koi yang terserang parasit diobati dengan larutan Formalin atau Dephterex dengan dosis 25 ppm melalui perendaman selama 10 menit yang dilakukan 2 – 3 kali setiap 2 hari sekali. Sedangkan untuk pengobatan secara alami dapat menggunakan Daun Sirih atau Kunyit dengan cara ikan yang sakit direndam dalam larutan ini yang telah dicampur dengan air bersih.

NO
JENIS PENYAKIT
PENGOBATAN
KIMIA
ALAMI
1.












2.
White spot












Parasit lernea
Air kolam di tambahkan 0,5 g Metheline Blue (MB) / 1 ton air.










Perendaman dengan larutan Formalin atau Dephterex dengan dosis 25 ppm selama 10 menit yang di lakukan 2-3 kali dalam 2 hari,
Menggunakan ekstrak daun sirih atau kunyit, dengan cara daun sirih dan kunyit di campur dengan air bersih, dan koi yang terserang penykit di rendam dalam larutan tersebut selama 1 jam. 
Menggunakan daun sirih atau kunyit yang telah di campur dengan air bersih



DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perikanan DKI Jakarta, “Pengangkutan Ikan Hidup” (Jakarta: 1987).
Pelealu N. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Koi Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Susanto Heru, “Ikan Koi”. Penebar Swadaya. Jakarta : 2002.

Widjanarko, B. “Ikan Koi ’Tukang Tes’ Limbah Industri”. Suara Karya : 1989.

Kamis, 25 April 2019

MEMBENIHKAN IKAN KOI


Ikan koi sebenarnya bukan jenis ikan baru di Indonesia. hanya saja waktu itu koi kalah populer bila dibandingkan dengan mas koki. Keduanya masih merupakan kerabat karena termasuk dalam famili Cyprinidae. Koi (Cyprinus carpio) berkumis sedangkan mas koki asli bentuknya mirip koi hanya saja tanpa kumis, yaituCarassius auratus.
Namun dengan perkembangan zaman sekarang ini ikan Koi berkembang dengan pesat, karena sebagian besar petani ikan dan juga para hobiis yang ada di Indonesia sudah benyak yang membudidayakan. Hal ini dikarenakan budidaya ikan Koi mudah dilakukan dan mempunyai harga jual yang tinggi.
Meski sekarang koi sudah populer, tapi tidak semua hobiis paham akan ikan cantik ini sebab tidak jarang mereka terkecoh dengan ikan mas lauk yang berwarna. Memang repot, karena antara ikan mas lauk dengan ikan Koi kedua-duanya dari spesies Cyprinus carpio. Dan mungkin tidak bisa terlalu disalahkan benar apabila para hobiis (terutama pemula) menganggap bahwa koi adalah ikan mas lauk yang berwarna.


Klasifikasi
Ikan Koi (Cyprinus carpio) masih tergolong satu species dengan ikan mas konsumsi, karena memiliki sistematika yang sama yaitu :
Ordo              : Ostariophysi
Sub Ordo        : Cyprinoidae
Famili             : Cyprinidae
Sub Famili       : Cyprinidae
Genus             : Cyprinus
Spesies           Cyprinus carpio

Morfologi
Badan koi berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, subuah sirip anus, dan sebuah sirip ekor.
Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak. Sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah. Sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.
Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor terdapat gurat sisi (linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk dari urat-urat yang berada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.

Fisiologi
Koi merupakan hewan yang hidup di daerah yang beriklim sedang dan hidup pada perairan tawar. Mereka dapat hidup pada temperatur 8o C sampai 30o C. Oleh karenanya koi dapat dipelihara di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari pantai hingga daerah pegunungan. Koi tidak tahan mengalami goncangan suhu drastis. Penurunan suhu hingga 5o C dalam tempo singkat sudah bisa membuat ikan ini kelabakan. Jika tubuhnya diselimuti lapisan putih hingga 7o C, biasanya koi akan beristirahat di dasar kolam, statis. Kadang-kadang koi dapat bertahan hidup pada suhu 2o – 3o C, tapi kebekuan air umumnya akan menyebabkan kematian, kecuali dalam kolam dipasang alat sirkulasi untuk mencegah terjadinya kebekuan. Koi asli merupakan ikan air tawar, tapi masih bertahan hidup pada air yang agak asin sekitar 10 permil(10o/oo) kandungan garam dalam air masih bisa untuk hidup koi.


Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk yang baik dan layak untuk dipijahkan adalah sebagai berikut :
-       Induk matang kelamin.
-       Tidak cacat (sehat, berenang normal).
-       Umur minimal 2 tahun pada jantan dan 3 tahun pada betina.
-       Sisik tersusun rapi.
-       Kepala relatif lebih kecil dari badan.
-       Gerakan harus tangkas dan gesit, lincah terutama pada induk jantan.

Pemijahan
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan sekitar pukul 1600 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dan diikuti induk jantan di belakangnya. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sekali meloncat ke udara. Aktivitas betina ini segera diikuti oleh induk jantan dengan mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur yang jatuh ke dasar kolam. Proses perkawinan selesai pada pagi hari, dan induk segera dipisah dengan telurnya karena jika terlambat telur bisa dimakan habis oleh induknya.

Penetasan Telur
Agar menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dan suhu air tetap konstan. Jika suhu air terlalu dingin, penetasan akan berlangsung lama, sedangkan jika suhu air terlalu tinggi, telur bisa mati dan membusuk.
Agar telur dapat terendam semua, rangkaian kakaban harus “ditenggelamkan” ke dalam kolam. Untuk itu bisa memakai jasa gedebog pisang. Potong 3 buah gedebog pisang sepanjang 40 cm, lalu diletakkan di atas kakaban dengan ruas bambu sebagai alasnya. Agar bisa stabil, gedebog pisang diratakan salah satu sisinya.
Dalam tempo 2 – 3 hari telur sudah mulai menetas. Setelah menetas kakban diangkat dan dipindahkan ke tempat lain. Benih koi yang berumur 1 minggu masih sangat lembut. Umumnya orang menetaskan telur koi dalam happa yaitu kantong yang bermata lembut yang bisa untuk menampung benih. Di happa, benih koi lebih mudah dikumpulkan dan tidak hanyut dibawa oleh aliran air. Koi yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan pakannya yang pertama.

Pendederan
Setelah benih berumur 5-7 hari sejak telur menetas segera di pindahkan kekolam pendederan. Pemindahan ini sebaiknya dilakukan pada saat suhu rendah yaitu pada waktu pagi atau sore hari. Dalam pemindahan benih dikolam sebaiknya dilakukan penyesuaian suhu terlebih dahulu, agar benih tidak mengalami stress akibat perubahan suhu yang mendadak.
Kegiatan pendederan ini umumnya berlangsug 30 hari (1 bulan). Sedangkan untuk pakan yang diberikan biasnya hanya mengandalkan pada pakan alami. Untuk menutupi danpak terjadinya danpak kekurangan pakan alami, biasanya dapat di gantikan dengan pakan buatan yaitu kuning telur yang di rebus, tepung udang, susu bubuk untuk anak sapi, dan pakan tepung khusus koi.

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perikanan DKI Jakarta, “Pengangkutan Ikan Hidup” (Jakarta: 1987).
Pelealu N. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Koi Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Susanto Heru, “Ikan Koi”. Penebar Swadaya. Jakarta : 2002.

Widjanarko, B. “Ikan Koi ’Tukang Tes’ Limbah Industri”. Suara Karya : 1989.

Senin, 22 April 2019

MEMIJAHKAN IKAN ARWANA


Sistematika
  Sistematika arwana golden red menurut Weber dan Beaufort adalah sebagai berikut :
·           Filum                  : Chordata
·           Subfilum              : Vertebrata
·           Kelas                  : Pisces
·           Subkelas             : Teleostei
·           Ordo                  : Malacopterygii
·           Famili                 : Osteoglossidae (Bonytongues)
·           Genus                 : Sclerophagus
·           Species               Sclerophagus formosus

Morfologi
    Sclerophagus formosus  sekarang dikenal sebagai ikan naga. Secara morfologi ikan arwana memiliki irri sebagai berikut :
·           Tubuh dan kepalanya tampak padat.
·           Tubuh berbetuk pipih dan punggungnya agak datar.
·           Panjang garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan dan kiri tubuh 20-24 cm.
·           Mulut mengarah keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.
·           Ukuran mulutnya   lebar dan rahangnya cukup kokoh.
·           Jumlah gigi 15-17 buah.
·           Memiliki tutup insang.
·           Letak sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).
·           Sirip anus lebih panjang dari pada sirip punggung, bahkan hampir mencapai sirip perut,
·           Panjang arwana dewasa 30-80 cm.
·           Sisik berbentuk bulat, berukuran besar dan permukaannya mengkilap.
Arwana Golden Red memiliki warna dasar kuning keemasan, terutama sisik kepalanya. Batas antara sisik golden red berwarna hitam. Bagian ekor dan sirip belakangnya berwarna kemerahan, tetapi bibirnya tidak bergincu seperti arwana super red. Warna emasnya tidak sampai kepunggung.



Habitat dan Penyebaran
Dihabitat aslinya arwana hidup diperairan tawar. Arwana menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang dan rawa atau danau yang berkedalaman 2-3 meter. Arwana lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi tanaman air, dan ber-pH agak asam. Daerah penyebaran arwana golden red yaitu  perairan Riau, Jambi, Medan, dan Kalimantan.


Pemilihan Induk
Sebelum arwana dipijahkan sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Arwana yang akan dijadikan induk harus benar-benar berkualitas. Calon induk arwana hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
·      Warna terang dan tidak pudar
·      Sehat, bebas penyakit, dan tidak cacat
·      Mata berwarna hitam dan dikelilingi oleh ring berwarna kuning kecoklatan
·      Tubuh tidak bengkok
·      Tutup insang bekerja sempurna
·      Ukuran tubuh dan kepalanya besar
·      Lubang mulut relatif kecil, tetapi rongga dalam mulutnya besar
·      Pangkal ekor besar dan tebal dengan sirip ekor lebar
·      Sisiknya besar dan tersusun rapi

Teknik Pemijahan
Dalam pemijahan arwana maka diperlukan rangsangan agar arwana mau memijah. Rangsangan tersebut dapat berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh. Rangsangan dari dalam tubuh berasal dari telur yang matang dan munculnya hormon gonadotrofin  yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan oleh bau amis ikan lain yang sedang memijah atau bau amis yang sengaja dibuat. Bau amis dapat dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang juga dapat dilakukan dengan mengeluarkan petrichor dari tanah.
Pemijahan arwana secara alami adalah melalui pemijahan massal. Pemijahan ini umum dilakukan karena adanya kesulitan dalam menentukan secara pasti jenis kelamin arwana. Arwana dibiarkan pasangannya dan kawin sendiri secara alami.
Proses pemijahan diawali dengan percumbuan yang ditandai dengan kedua ikan saling berkejaran. Kedua induk tersebut saling berenang berdekatan, kemudian meluncur keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel kelamin. Dalam proses perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantan mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina akan berenang membalik dan menyongsong telur yang telah dibuahi oleh induk jantan. Arwana betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur tersebut akan melalui masa pengeraman dan penetasan didalam mulut induk betina selama 40-45 hari.

Pemeliharaan Larva
Setelah proses pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yang dapat dikeluarkan sebanyak 30-50 ekor. Namun, ada juga yang mampu menghasilkan larva hingga 80-120 ekor.
Larva atau benih yang berumur 30 hari masih dipelihara dalam akuarium, akuarium yang digunakan biasanya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yang dapat menampung air sebanyak 100 liter. Akuarium sebaiknya ditempatkan diruang yang bercahaya redup. Akuarium untuk pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25 ekor.
Pemberian Pakan

Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai egg yolk (kuning telur) sebagai cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan setelah berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis.  Larva dapat diberi pakan berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus. Setelah 1 minggu diberi kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hidup yang jinak. Arwana diberi pakan 3-5 kali sehari. Pakan yang diberikan untuk satu anakan arwana adalah dua ekor ikan atau udang untuk setiap pemberian pakan.
Pemijahan ikan arwana - Salah satu keberhasilan dalam budidaya ikan arwanaadalah kualitas benih yang bail dan unggul. Dengan benih atau bibit yang unggul di harapkan hasil untuk pembesaran ikan arwana akan cepat panen dan hasil yang memuaskan. 

Untuk mendapatkan bibit arwana yang unggul maka dalam proses pemijahan ikan arwana harus dengan tahapan tahapan sebaai berikut ;


Pemijahan Ikan Arwana

Pemijahan Ikan Arwana
IKAN ARWANA

1.Persiapan induk


Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 centimeter serta bobot sekitar 4 Kilo Gram. Supaya membuat anakan yang murni dan  berkualitas, strain ke 2 calon induk wajib  sama. 

Hindari meyatukan ikan tidak sinkron strain dalam satu kolam kondisi lain, calon induk sehat dan  bebas penyakit.

Ikan stigma bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sebagai akibatnya kualitas sel telur kurang baik serta simpel tewas. Yg jua dihindari menjadi induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. 

Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam lisan. Stigma lain mirip sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Karena, tidak menghipnotis kualitas telur dan  anakan.

Hingga waktu ini belum ada satu pun penakar yang bisa memilih jenis kelamin arwana secara akurat. Berasal pengamatan bertahun-tahun, beberapa penangkar berpengalaman memberikan beberapa criteria penentuan jenis kelamin.

Arwana jantan:

-bertubuh lebih panjang dan  ramping

-ketua akbar, verbal agak lebar,

-dada dan  sirip dada lebih panjang, serta

-sirip punggung menyempit.

Arwana betina:

-tubuh lebih pendek, lebar, dan  agak gemuk.

-kepala meruncing menggunakan ekspresi lebih kecil.

-dada dan  sirip dada lebih pendek, serta

-sirip punggung melebar.

Hampir tidak terdapat pedagang yang menjual induk siap pijah berumur pada atas 5 tahun. Kebanyakan calon penakar menerima induk berasal hobiis yang bosen menggunakan arwana dewasa. 

Karena langka, calon penangkar harus menyiapkan calon induk dari berukuran kecil. Mereka mesti menunggu saat 4-lima tahun. Manfaatnya, harga lebih murah serta kualitas terjamin. Pembesaran calon induk sebaiknya sedikit demi sedikit. Selain diubahsuaikan dengan ruang motilitas dan  kegiatan ikan, cara ini jua mempermudah pemeliharaan serta perawatan.

Calon induk berumur dibawah 2 tahun, atau panjang dibawah 30-35 cm dipelihara diakuarium 60 cmx 60 cm x 120 centimeter, atau 80 cm x 70 cm x 150 centimeter. Setiap akuarium diisi lima- 10 ekor. Yang ukuran lebih akbar di pelihara dibak fiber dua m x 1 m x 1 m hingga berumur 5 tahun. Kepadatan sebuah bak 4 – 5 ekor.

Pakan induk arwana berupa kodok, ikan kecil,kelabang, kecoak,serta udang. Ikan segar seperti teri juga bisa diberikan. Sebelum diberikan pada arwana, kodok yg baru dibeli ditampung dalam bak fiber buat dicuci bersih. 

Dosis pakan 1-dua KG/hari/20 induk. Satwa amfibi itu diberikan dengan cara dilempar satu per satu sampai habis tersantap. Pemberian  pakan sebaiknya di sore hari pukul 16.30 agar ikan mau naik ke bagian atas buat menyantap pakan.

2.Pemijahan serta penetasan


Setiap tahun arwana dua kali memijah. Namun, jumlah telur dan  masa ereksi induk mencari pasangan dengan cara saling berkejaran satu menggunakan yang lain. 

Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan  memisahkan diri asal gerombolan sampai waktu berpijah. Buat menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan Bila ada induk lain yang mendekat.

Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Tetapi, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar mirip curah hujan, suhu, ph, dan  syarat air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur. 

Arwana memijah sehabis dua-tiga hari hujan sebagai akibatnya suhu air turun menjadi lebih kurang 27oc. Sehabis itu tidak terdapat hujan selama 2-3 minggu hingga suhu air meningkat sebagai 29oc.
Begitu betina mengeluarkan telur, jantan segera menyemprotkan sperma. Proses itu berlangsung pada dasar kolam selama 20-30 mnt. Telur di buahi akan diambil dan disimpan di pada mulut si jantan. Induk betina akan menjaga serta melindungi jantan berasal gangguan pada sekitarnya.

Proses pemijahan sampai pembuahan berlangsung tiga bulan. Sedangkan masa pengeraman pada pada lisan 40-41 hari. 

Selama itulah induk jantan berpuasa. Berukuran mulut jantan menjadi lebih akbar serta rahang bawah menggelembung. Hingga menetas larva permanen tersimpan dalam mulut induk jantan. 

Selesainya bisa berenang pada umur lebih kurang dua minggu, larva dikeluarkan keluar dari ekspresi si jantan. Jika ini dibiarkan larva yang baru menetas bisa dimakan kembali oleh si induk atau di mangsa arwana lain. Karena itu larva perlu pada panen paksa sebelum masa pengeraman berakhir.

3.Produktivitas


Induk yg produktif sehabis berumur 4 tahun. Perbandingan jantan dan  betina 1 : 1. Induk yang digunakan umumnya dari berasal alam (parent stock) atau asal anakan f i. Pertanda – pertanda induk yang berjodoh akan berenang berduaan dan  memisahkan diri asal kelompok sampai saatnya berpijah.

Arwana bukanlah ikan yg prolific(banyak telur).Itulah sebabnya ikan ini termasuk yang dikhawatirkan punah, setiap tahun seekor induk homogen – homogen hanya membentuk anak 30 ekor.Pernah mencapai 60 ekor/induk/tahun namun masalah tadi umumnya sangat jarang.


DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Yusuf, Tim Lentera. “Menyingkap Rahasia Penangkaran & Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).
http://www.arowana.com
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.aqua-fish.net/imgs/fish/silver-arowana-4.jpg&imgrefurl=http://www.aqua-fish.net/show.php%3Fh%3Dsilverarowana&usg=__3eflCbLescuFvEJeDp_v3xYn3EE=&h=600&w=800&sz=38&hl=id&start=6&sig2=UF4Px4UqV2sIpET0bjwfdA&zoom=1&tbnid=-vn0T5shCGGc9M:&tbnh=107&tbnw=143&ei=VeR4UeGeB8bPrQeY8oHQBA&itbs=1&sa=X&ved=0CDYQrQMwBQ
Saluraban H.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Arwana Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
http://penyuluhpi.blogspot.com/2017/01/pemijahan-ikan-arwana.html

Kamis, 18 April 2019

MEMELIHARA IKAN HIAS ARWANA

1.    Perawatan larva
Larva yang baru dipanen ditempatkan di akuarium bervolume air 100 liter. Kepadatan 10-15 ekor larva per akuarium. Pakan belum diberikan karena di kantung perut masih menempel kuning telur (yolksak) sebagai sumber nutrisi. Perhatikan kesehatan larva dan kualitas air. Itu untuk menjamin daya hidup (survival rate) hingga 75-90%. Gunakan air tanah untuk pemeliharaan larva. Saring dan endapkan lebih dahulu sebelum di gunakan. Kadar besi maksimal 0,4 ppm, suhu air 28oC, dan pH 6,5-7. Perubahan suhu dan pH secara mendadak menyebabkan kematian larva.
Pemasangan heater selama1x24 jam dan lampu akuarium menjaga suhu tetap stabil. Untuk menjaga pH stabil sebaiknya ganti air secara teratur dan kontinu 3 x sehari. Caranya, sedot air akuarium dan kotoran yang mengendap. Saat tinggi air sekitar2-3 cm air baru dimasukkan ke akuarium, tetapi penyedot tetap dilakukan hingga semua kotoran terbuang. Kebutuhan oksigen dipenuhi dengan memasang aerator.
Pakan baru diberikan setelah kuning telur habis dikonsumsi larva. Saat itu larva 1,5 bulan dengan panjang 7-8 cm. jenis pakan untuk larva berupa udang atau ikan kecil berukuran 1-2 cm. pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga larva menolak makan.
Arwana siap jual jika ukuran mencapai ukuran 12 cm, atau 2 bulan setelah panen. Sesuai peraturan CITES arwana harus dipasangi mikrocip sebelum diperdangangkan. Ini sebagai tanda arwana hasil tangkaran.
2.    Memilih Arwana yang baik
Secara umum, ciri-ciri arwana yang baik dapat dilihat dari gerakan, bentuk badan,kepala ekor dan sisik.
a.    Gerakan. Arwana yang sehat gerakannya lincah,selalu berenang menjelajahi seluruh ruang akuarium, dan gesit menyambar makanan yang diberikan.
b.    Ciri fisik.
Beberapa ciri fisik sebagai berikut
-          Bentuk badan yang baik adalah punggung memanjang dan lurus, tidak bengkok, tidak bungkuk atau berpunuk, dan berkesan kekar. Tidak ada bagian tubuh yang cacat atau luka, dan berwarna cerah.
-          Arowana yang bagus bermulut  lebar, letaknya di atas moncong. Rahang bawah lebih panjang dan tidak putus. Pada dagunya terdapat dua buah sungut yang panjang dan tidak putus. Pasalnya sungut yang sudah putus tidak dapat tumbuh lagi sehingga menjadi cacat permanen.
-          Mata arwana yang baik adalah bulat dan besar. Tidak melotot atau menonjol keatas dan kebawah (juling), tidak buta. Insang normal, tutupnya keras dan rapat, dan tidak melengkung keluar.
-          Ekor dan sisik. Arwana yang bagus memiliki bentuk ekor lebar dan bulat seperti kipas. Hindari memilih arwana yang ekornya memiliki bintik-bintik putih. Pilih yang permukaanya mengilap dan tidak memproduksi lendir yang terlalu banyak.
-          Bentuk kepala arwana. Pilih yang tutup insangnya keras dan rapat, matanya tidak juling, rahang kokoh, mulut lebar dan sungutnya masih utuh.
-          Sisik yang prima. Tersusun rapi, tidak kasar, mengilap, dan tidak luka atau mengelupas.
-          Arwana berkualitas tinggi memiliki bentuk ekor yang lebar dan bulat mirip kipas. Pilih yang ekornya masih mulus, tidak ada bekas gigitan, dan tidak berbintik – bintik putih.

3.    Mempersiapkan Akuarium dan kolam

Perlengkapan akuarium atau kolam yang memadai menjadi syarat penting dalam mendukung cara pemeliharaan yang baik.

Akuarium dan perlengkapannya
-                    Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600.

-                    Untuk arwana yang berukuran besar dapat digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm dengan tebal dinding kaca 12-15 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 120 watt. Lengkapi dengan filter Eheim 2034.

-                    Peralatan pokok dalam  akuarium :

a.           Aerator
Aerator atau vibrator gunanya untuk memasok oksigen dalam akuarium dan mengusir karbondioksida.

b.           Filter
Filter yang sering dipasang untuk akuarium arwana yaitu filter temple yang portable atau filter gantung yang dipasang pada bagian atas akuarium.

c.           Lampu
Lampu akuarium biasanya dipasang pada penutup akuarium, sehingga tersembunyi dan hanya pantulannya saja yang kelihatan menerangi arwana.

d.           Thermometer
Thermometer dipakai untuk mengetahui suhu air akuarium.

e.           Heater dan thermostat
Alat pemanas yang sering dipakai untuk menaikan suhu air adalah heater dan thermostat.Alat ini sangat penting, bukan saja untuk menaikan suhu hingga berada pada kisaran yang optimum, namun juga untuk mencegah agar suhu senantiasa stabil.

f.            Kertas pH dan alat pengukur pH lainnya
Kertas pH dibutuhkan untuk mengetahui keasaman dari air akuarium, karena arwana membutuhkan air yang sedikit asam sampai netral.Untukmenetahui cocok tidaknya keasaman air itu bisa dipakai kertas lakmus dan alat pengukur pH lainya, seperti pH tester.

g.           Alat –alat lainnya
Alat lainnya yang dibutuhkan dalam perawatan arwana misalnya selang plastic penyifon, ember plastic untuk menampung dan membuang kotoran, batu apung pembersih kaca, kain lap, dan lainya.

Kolam dan Perlengkapanya
Kolam arowana harus memenuhi persyaratan fisik dan higienis sebagai berikut :
-          Dasar dan dinding kolam harus kedap air dan kuat menahan air.
-          Kolam harus mudah diisi air dan mudah dikeringkan dalam waktu singkat.
-          Luas kolam antara 50-1.000 m2
-          Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang.
-          Dasar kolam dibuat miring, sekitar 20-30 derajat kearah saluran keluar.
-          Buat kedalaman kolam antara 1-2 meter.
-          Buat tempat pemasukan dan pengeluaran air, misalkan berupa pipa paralon yang dapat diputar.

Persyaratan fisik kolam sangat menentukan keberhasilan budidaya :
-          Buat kontruksi kolam yang memungkinkan untuk membersihkan kolam.
-          Kolam pemijahan sekaligus sebagai kolam penetasan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok.
-          Proses pendederan dapat dilakukan di akuarium.

4.    Jenis Pakan
Aspek pakan yang perlu diperhatikan tidak hanya menyangkut jenis dan jumlah pakan, tetapi juga tehnik pemberiannya.Makanan yang masih hidup lebih disukai arwana. Berikut ini disajikan berbagai jenis makanan arwana :

1.    Kelelabang (Scolopedra subspinipes)
Kelelabang alias lipan adalah makanan yang paling digemari oleh ikan arwana. Kelelebang tidak menularkan penyakit sehingga lebih aman jika diberikan.
2.    Katak (Rana cancrivora)
Katak yang sering diberikan kepada arwana adalah jenis katak sawah (Ranacancrivora) yang ukuran tubuhnya masih kecil alias anakan.
3.    Kadal (Mabouya multifasciata)
Yang dipakai sebagai umpan arwana adalah kadal anakan atau yang ukuran tubuhnya masih kecil, kira-kira seukuran jari kelingking sampai jari.Jika diukur dari kepala hingga ujung ekor, panjang antara 5-40 cm.

4.    Jangrik (Teleogryllus testaceus)
Ada tiga jenis jangrik yang bisa dimanfaatkan untuk makanan arwana, yakni jangrik besar atau gangsir (Brachytrypesportentosus), jangrik hitam (Gryllus bimaculatus),dan jangrik coklat (Teleogryllus testaceus).
5.    Ikan Hidup
Benih atau ikan berukuran kecil yang sering diberikan antara lain ikan mas (Cyprinus carpio), guppy (Poecilia reticulate), molly (Poecilia mollinesia), atau ikan sepat (Tricbogaster pectoralis)
5.    Perawatan rutin

-          Pemeriksaan suhu air
Pemeriksaan suhu air dalam akuarium arwana harus dilakukan setiap hari.Apabila ternyata suhu air terlalu dingin maka perlu dipasang heater.
-          Pemeriksaan pH air
Arwana biasanya menghendaki air dengan pH netral atau sedikit asam.untuk mengecek pH air cukup dilakukan 1 minggu sekali.Untuk mengetahui pH air akuarium secara tepat bisa dipakai alat pH tester atau soil tester.
Table 2. Pengaruh pH Air terhadap ikan
pH
Pengaruh pada Ikan
4-5

4-6,5
6,5-9
>10
Tingkat keasaman yang mematikan dan tidak ada
reproduksi
Pertumbuhan ikan menjadi lambat
Baik untuk pertumbuhan ikan
Tingkat basa yang mematikan

-          Mengganti air
Kotoran atau hasil ekskresi arwana lumayan banyak. Sisa buangan arwana ini perlu segera dikeluarkan karena akan membusuk yang lebih lanjut bisa berakibat menurunkan kualitas air.
Parameter kualitas air yang disyaratkan untuk budidaya arwana adalah :
·         Suhu 25 – 30 derajat C,
·         pH 6,0 – 7,0,
·         Kandungan Oksigen lebih dari 5 ppm, dan
·         Kandungan Karbondioksida kurang dari 2,5 ppm.

-          Pemeliharaan alat – alat
Peralatan pertama yang mesti kita perhatikan adalah filter. Filter yang tertempel dalam akuarium harus secara periodic dibersihkan bagian dalamnyaagar bisa berfungsi seperti semula.
Selanjutnya aerator  terkadang aerator tidak tahan lama, terutama karet klepnya. Alat lain yang tidak boleh luput adalah heater atau thermostat, jika alat ini rusak akibatnya sama dengan filter.

6.    Penanggulangan Penyakit

-          Identifikasi  Penyakit
Ada dua penyebab yang menjadikan arwana menderita penyakit.Penyebab pertama dikenal dengan parasite dan kedua non parasite.Penyakit arwana yang non parasite misalnya karena guncangan suhu, penurunan pH, keracunan, tidak mau makan, kekurangan oksigen, dan lainnya.
-          Jenis Obat
Obat - obat arwana bisa dibedakan menjadi dua.Pertama adalah obat - obatan standar, artinya belum dicampur dengan aquades atau aquabides, sedang kelompok dua adalah obat – obatan siap pakai.
Berbagai penyakit arwana
1.         Penyakit gigit ekor
Penyakit yang sering menghampiri arwana adalah penyakit gigit ekor, gejalanya menunjukan perilaku yang lain dari biasanya. Ditandai dengan arwana kelihatan gelisah dengan berenang hilir mudik, beberapa hari kemudian sirip ekor akan robek-robek selaputnya sehingga mirip sisir.

2.         Tutup insang melengkung
Penyebab pertama tutup insang melengkung bisa dikarenakan kualitas air dalam akuarium kurang baik, terutama suhunya. Penyebab lain karena pemberian obat yang kelewat dosis, serangan sejenis bakteri, atau karena air dalam akuarium rendah kandungan oksigennya.

3.         Mogok makan
Arwana yang mogok makan biasanya sudah sering diberi kelabang hidup. Mereka akan enggan menerima makanan lain, bila setelah seminggu arwana belum juga mau makan sebaiknya sediakan ikan hidup karena tahan hidup. Untuk menjaga agar arwana tidak juling sebaiknya dipilih ikan penghuni permukaan, yang paling tepat yaitu guppy.

4.         Penyakit Mata Juling
Penyakit ini bisa timbul karena banyak hal.Terlalu seringnya mereka memburu ikan kecil didasar atau pojok akuarium dianggap sebagai salah satu penyebab yang utama.
Mata yang melorot juga dikarenakan arwana kurang mendapatkan sinar matahariyang cukup.

5.         Dubur ikan merah dan membengkakdubur arwana yang merah dan membengkak disebabkan karena makanan yang diberikan tidak bersih. Akibatnya pencernaan terganggu sehingga arwana kesulitan mengeluarkan ekskresinya.

6.         Sisik Berdiri
Sisik berdiri dan kadang ada sebagian yang membusuk, biasanya di sebabkan oleh lingkungan yang terlalu kotor.Perggantian air secara rutin dapat menghindarkan arwana dari penyakit ini.

7.         Tulang punggung bengkok
Penyebab pertama karena adanya serangan bakteri yang merasuk kedalam tubuh arwana sehingga mengakibatkan pertumbuhan punggung tidak normal.

8.         Ekor patah
Ekor patah disebabkan karena akuarium yang terlalu sempit.Selain itu penyebabnya bisa karena penanganan yang kurang baik.

9.         Sungut Tumbuh Pendek
Arwana yang bersungut tidak imbang ini boleh jadi karena ditempatkan dalam akuarium yang terlalu kecil.

10.      Ekor dan Sirip mengerut
Ekor dan sirip yang mengerut bisa terjadi bila air dalam akuarium terlampau kotor atau karena suhunya terlalu rendah.

11.      Sungut menjorok kebawah
Arwana yang sehat adalah yang sungutnya menjorok kedepan.Namun sering arwana sungutnya lunglai, menjorok kebawah.Ini merupakan pertanda arwana berada pada lingkungan yang tidak semestinya.

Sumber: 
Suharyadi, 2011. Budidaya Ikan Arwana: Modul Penyuluhan Perikanan. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.