Senin, 22 April 2019

MEMIJAHKAN IKAN ARWANA


Sistematika
  Sistematika arwana golden red menurut Weber dan Beaufort adalah sebagai berikut :
·           Filum                  : Chordata
·           Subfilum              : Vertebrata
·           Kelas                  : Pisces
·           Subkelas             : Teleostei
·           Ordo                  : Malacopterygii
·           Famili                 : Osteoglossidae (Bonytongues)
·           Genus                 : Sclerophagus
·           Species               Sclerophagus formosus

Morfologi
    Sclerophagus formosus  sekarang dikenal sebagai ikan naga. Secara morfologi ikan arwana memiliki irri sebagai berikut :
·           Tubuh dan kepalanya tampak padat.
·           Tubuh berbetuk pipih dan punggungnya agak datar.
·           Panjang garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan dan kiri tubuh 20-24 cm.
·           Mulut mengarah keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.
·           Ukuran mulutnya   lebar dan rahangnya cukup kokoh.
·           Jumlah gigi 15-17 buah.
·           Memiliki tutup insang.
·           Letak sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).
·           Sirip anus lebih panjang dari pada sirip punggung, bahkan hampir mencapai sirip perut,
·           Panjang arwana dewasa 30-80 cm.
·           Sisik berbentuk bulat, berukuran besar dan permukaannya mengkilap.
Arwana Golden Red memiliki warna dasar kuning keemasan, terutama sisik kepalanya. Batas antara sisik golden red berwarna hitam. Bagian ekor dan sirip belakangnya berwarna kemerahan, tetapi bibirnya tidak bergincu seperti arwana super red. Warna emasnya tidak sampai kepunggung.



Habitat dan Penyebaran
Dihabitat aslinya arwana hidup diperairan tawar. Arwana menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang dan rawa atau danau yang berkedalaman 2-3 meter. Arwana lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi tanaman air, dan ber-pH agak asam. Daerah penyebaran arwana golden red yaitu  perairan Riau, Jambi, Medan, dan Kalimantan.


Pemilihan Induk
Sebelum arwana dipijahkan sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Arwana yang akan dijadikan induk harus benar-benar berkualitas. Calon induk arwana hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
·      Warna terang dan tidak pudar
·      Sehat, bebas penyakit, dan tidak cacat
·      Mata berwarna hitam dan dikelilingi oleh ring berwarna kuning kecoklatan
·      Tubuh tidak bengkok
·      Tutup insang bekerja sempurna
·      Ukuran tubuh dan kepalanya besar
·      Lubang mulut relatif kecil, tetapi rongga dalam mulutnya besar
·      Pangkal ekor besar dan tebal dengan sirip ekor lebar
·      Sisiknya besar dan tersusun rapi

Teknik Pemijahan
Dalam pemijahan arwana maka diperlukan rangsangan agar arwana mau memijah. Rangsangan tersebut dapat berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh. Rangsangan dari dalam tubuh berasal dari telur yang matang dan munculnya hormon gonadotrofin  yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan oleh bau amis ikan lain yang sedang memijah atau bau amis yang sengaja dibuat. Bau amis dapat dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang juga dapat dilakukan dengan mengeluarkan petrichor dari tanah.
Pemijahan arwana secara alami adalah melalui pemijahan massal. Pemijahan ini umum dilakukan karena adanya kesulitan dalam menentukan secara pasti jenis kelamin arwana. Arwana dibiarkan pasangannya dan kawin sendiri secara alami.
Proses pemijahan diawali dengan percumbuan yang ditandai dengan kedua ikan saling berkejaran. Kedua induk tersebut saling berenang berdekatan, kemudian meluncur keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel kelamin. Dalam proses perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantan mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina akan berenang membalik dan menyongsong telur yang telah dibuahi oleh induk jantan. Arwana betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur tersebut akan melalui masa pengeraman dan penetasan didalam mulut induk betina selama 40-45 hari.

Pemeliharaan Larva
Setelah proses pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yang dapat dikeluarkan sebanyak 30-50 ekor. Namun, ada juga yang mampu menghasilkan larva hingga 80-120 ekor.
Larva atau benih yang berumur 30 hari masih dipelihara dalam akuarium, akuarium yang digunakan biasanya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yang dapat menampung air sebanyak 100 liter. Akuarium sebaiknya ditempatkan diruang yang bercahaya redup. Akuarium untuk pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25 ekor.
Pemberian Pakan

Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai egg yolk (kuning telur) sebagai cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan setelah berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis.  Larva dapat diberi pakan berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus. Setelah 1 minggu diberi kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hidup yang jinak. Arwana diberi pakan 3-5 kali sehari. Pakan yang diberikan untuk satu anakan arwana adalah dua ekor ikan atau udang untuk setiap pemberian pakan.
Pemijahan ikan arwana - Salah satu keberhasilan dalam budidaya ikan arwanaadalah kualitas benih yang bail dan unggul. Dengan benih atau bibit yang unggul di harapkan hasil untuk pembesaran ikan arwana akan cepat panen dan hasil yang memuaskan. 

Untuk mendapatkan bibit arwana yang unggul maka dalam proses pemijahan ikan arwana harus dengan tahapan tahapan sebaai berikut ;


Pemijahan Ikan Arwana

Pemijahan Ikan Arwana
IKAN ARWANA

1.Persiapan induk


Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 centimeter serta bobot sekitar 4 Kilo Gram. Supaya membuat anakan yang murni dan  berkualitas, strain ke 2 calon induk wajib  sama. 

Hindari meyatukan ikan tidak sinkron strain dalam satu kolam kondisi lain, calon induk sehat dan  bebas penyakit.

Ikan stigma bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sebagai akibatnya kualitas sel telur kurang baik serta simpel tewas. Yg jua dihindari menjadi induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. 

Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam lisan. Stigma lain mirip sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Karena, tidak menghipnotis kualitas telur dan  anakan.

Hingga waktu ini belum ada satu pun penakar yang bisa memilih jenis kelamin arwana secara akurat. Berasal pengamatan bertahun-tahun, beberapa penangkar berpengalaman memberikan beberapa criteria penentuan jenis kelamin.

Arwana jantan:

-bertubuh lebih panjang dan  ramping

-ketua akbar, verbal agak lebar,

-dada dan  sirip dada lebih panjang, serta

-sirip punggung menyempit.

Arwana betina:

-tubuh lebih pendek, lebar, dan  agak gemuk.

-kepala meruncing menggunakan ekspresi lebih kecil.

-dada dan  sirip dada lebih pendek, serta

-sirip punggung melebar.

Hampir tidak terdapat pedagang yang menjual induk siap pijah berumur pada atas 5 tahun. Kebanyakan calon penakar menerima induk berasal hobiis yang bosen menggunakan arwana dewasa. 

Karena langka, calon penangkar harus menyiapkan calon induk dari berukuran kecil. Mereka mesti menunggu saat 4-lima tahun. Manfaatnya, harga lebih murah serta kualitas terjamin. Pembesaran calon induk sebaiknya sedikit demi sedikit. Selain diubahsuaikan dengan ruang motilitas dan  kegiatan ikan, cara ini jua mempermudah pemeliharaan serta perawatan.

Calon induk berumur dibawah 2 tahun, atau panjang dibawah 30-35 cm dipelihara diakuarium 60 cmx 60 cm x 120 centimeter, atau 80 cm x 70 cm x 150 centimeter. Setiap akuarium diisi lima- 10 ekor. Yang ukuran lebih akbar di pelihara dibak fiber dua m x 1 m x 1 m hingga berumur 5 tahun. Kepadatan sebuah bak 4 – 5 ekor.

Pakan induk arwana berupa kodok, ikan kecil,kelabang, kecoak,serta udang. Ikan segar seperti teri juga bisa diberikan. Sebelum diberikan pada arwana, kodok yg baru dibeli ditampung dalam bak fiber buat dicuci bersih. 

Dosis pakan 1-dua KG/hari/20 induk. Satwa amfibi itu diberikan dengan cara dilempar satu per satu sampai habis tersantap. Pemberian  pakan sebaiknya di sore hari pukul 16.30 agar ikan mau naik ke bagian atas buat menyantap pakan.

2.Pemijahan serta penetasan


Setiap tahun arwana dua kali memijah. Namun, jumlah telur dan  masa ereksi induk mencari pasangan dengan cara saling berkejaran satu menggunakan yang lain. 

Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan  memisahkan diri asal gerombolan sampai waktu berpijah. Buat menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan Bila ada induk lain yang mendekat.

Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Tetapi, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar mirip curah hujan, suhu, ph, dan  syarat air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur. 

Arwana memijah sehabis dua-tiga hari hujan sebagai akibatnya suhu air turun menjadi lebih kurang 27oc. Sehabis itu tidak terdapat hujan selama 2-3 minggu hingga suhu air meningkat sebagai 29oc.
Begitu betina mengeluarkan telur, jantan segera menyemprotkan sperma. Proses itu berlangsung pada dasar kolam selama 20-30 mnt. Telur di buahi akan diambil dan disimpan di pada mulut si jantan. Induk betina akan menjaga serta melindungi jantan berasal gangguan pada sekitarnya.

Proses pemijahan sampai pembuahan berlangsung tiga bulan. Sedangkan masa pengeraman pada pada lisan 40-41 hari. 

Selama itulah induk jantan berpuasa. Berukuran mulut jantan menjadi lebih akbar serta rahang bawah menggelembung. Hingga menetas larva permanen tersimpan dalam mulut induk jantan. 

Selesainya bisa berenang pada umur lebih kurang dua minggu, larva dikeluarkan keluar dari ekspresi si jantan. Jika ini dibiarkan larva yang baru menetas bisa dimakan kembali oleh si induk atau di mangsa arwana lain. Karena itu larva perlu pada panen paksa sebelum masa pengeraman berakhir.

3.Produktivitas


Induk yg produktif sehabis berumur 4 tahun. Perbandingan jantan dan  betina 1 : 1. Induk yang digunakan umumnya dari berasal alam (parent stock) atau asal anakan f i. Pertanda – pertanda induk yang berjodoh akan berenang berduaan dan  memisahkan diri asal kelompok sampai saatnya berpijah.

Arwana bukanlah ikan yg prolific(banyak telur).Itulah sebabnya ikan ini termasuk yang dikhawatirkan punah, setiap tahun seekor induk homogen – homogen hanya membentuk anak 30 ekor.Pernah mencapai 60 ekor/induk/tahun namun masalah tadi umumnya sangat jarang.


DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Yusuf, Tim Lentera. “Menyingkap Rahasia Penangkaran & Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).
http://www.arowana.com
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.aqua-fish.net/imgs/fish/silver-arowana-4.jpg&imgrefurl=http://www.aqua-fish.net/show.php%3Fh%3Dsilverarowana&usg=__3eflCbLescuFvEJeDp_v3xYn3EE=&h=600&w=800&sz=38&hl=id&start=6&sig2=UF4Px4UqV2sIpET0bjwfdA&zoom=1&tbnid=-vn0T5shCGGc9M:&tbnh=107&tbnw=143&ei=VeR4UeGeB8bPrQeY8oHQBA&itbs=1&sa=X&ved=0CDYQrQMwBQ
Saluraban H.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Arwana Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
http://penyuluhpi.blogspot.com/2017/01/pemijahan-ikan-arwana.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar