Kamis, 28 Februari 2019

KEUNGGULAN IKAN BANDENG GONDOL

Guna untuk lebih memperkaya jenis ikan bandeng yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Bandeng Gondol yang merupakan hasil domestikasi. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 52/KEPMEN-KP/2018 tentang PELEPASAN IKAN BANDENG GONDOL.
Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/

Senin, 25 Februari 2019

KEUNGGULAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU TAHAN PENYAKIT KHV

Guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Mas yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV sebagai jenis baru yang merupakan hasil seleksi berdasarkan marka molekuler yang dilakukan oleh Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.
Dalam rangka memperkenalkan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV sebagai komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 tentang PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU TAHAN PENYAKIT KHV.
Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/

Kamis, 21 Februari 2019

KEUNGGGULAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

Guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Mas (Cyprinus Carpio) yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Jayasakti sebagai jenis ikan baru yang merupakan hasil seleksi berdasarkan marka molekuler yang dilakukan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Dalam rangka memperkenalkan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Jayasakti sebagai komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) nasional, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Jayasakti. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 tentang PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI.
Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/

Senin, 18 Februari 2019

KEUNGGULAN IKAN KELABAU (OSTEOCHILUS MELANOPLEURUS) HASIL DOMESTIKASI

Guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Kelabau yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Kelabau (Osteochilus Melanopleurus) Hasil Domestikasi yang merupakan hasil domestifikasi yang dilakukan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Dalam rangka memperkenalkan Ikan Kelabau (Osteochilus Melanopleurus) Hasil Domestikasi sebagai komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi Ikan Kelabau (Osteochilus Melanopleurus) nasional, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Kelabau (Osteochilus Melanopleurus) Hasil Domestikasi. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 tentang PELEPASAN IKAN KELABAU (OSTEOCHILUS MELANOPLEURUS) HASIL DOMESTIKASI.
Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/

Kamis, 14 Februari 2019

KEUNGGULAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

Guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Mas (Cyprinus Carpio) yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Marwana sebagai jenis ikan baru yang merupakan hasil seleksi berdasarkan marka molekuler yang dilakukan oleh Balai Pengembangan Budidaya Ikan Nila dan Mas, Wanayasa, Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat.
Dalam rangka memperkenalkan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Marwana sebagai komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) nasional, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Marwana;. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 tentang PELEPASAN IKAN KELABAU (OSTEOCHILUS MELANOPLEURUS) HASIL DOMESTIKASI.
Mobil bak terbuka memasuki halaman rumah Jejen Syamsudin. Peternak di Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, itu segera menaikkan plastik berisi ikan nila berukuran 8—12 cm atau sangkal. Itu benih berumur 2,5 bulan atau 70 hari. Setiap kg terdiri atas 100 ekor. Jejen panen ikan nila 30 hari lebih cepat daripada jenis lain, yang memerlukan waktu hingga 100 hari. Artinya, Jejen memangkas biaya pakan.
Sudah begitu, harga jual bibit nila milik Jejen lebih tinggi daripada bibit nila lain. Jejen menjual Rp20.000 sedangkan harga nila lain hanya Rp12.000 per kilogram bibit. Hasil perniagaan 270 kg bibit menghasilkan Rp5,4-juta. Keruan saja ia mendapatkan untung lebih tinggi. Kesuksean itu karena Jejen menggunakan ikan nila nirwana III hasil pemuliaan Balai Pengembangan Budidaya Ikan Nila dan Mas (BPBINM) Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat.
Ras wanayasa
Pertumbuhan nila nirwana III untuk konsumsi juga lebih cepat, yakni hanya 3—4 bulan untuk mencapai bobot konsumsi 300—500 gram per ekor pada pemeliharaan di karamba jaring apung dan kolam air deras. Itu dengan ukuran benih 8—12 cm saat penebaran dan populasi 100—200 ekor per m². Bandingkan dengan lama budidaya nila lain yang mencapai 5—6 bulan untuk mencapai bobot sama, ukuran dan padat tebar yang sama. Dengan demikian peternak menghemat pakan.
Rasio konversi pakan atau feed converstion ratio nirwana III lebih efisen 29% dibandingkan dengan Nirwana II, pada saat uji banding atau komparasi. Artinya 1 kg pakan menghasilkan 0,29 kg daging. Nirwana hasil pemuliaan kegiatan selektif breeding dengan metode seleksi famili telah digunakan sebagai satu metode efektif untuk mendapatkan strain induk nila yang lebih unggul. Sebelumnya BPBINM merilis nirwana I pada 2006 dan nirwana II pada 2011. Adapun nirwana III jenis terbaru yang rilis pada 2016.
Menurut pemulia nirwana III, Dr Alimudin, pertumbuhan nila baru itu 30—32% lebih cepat daripada nirwana II. Ia menambahkan sumber genetik baru dari nila asal Kenya dan genomar asal Norwegia. “Tujuannya mempercepat pertumbuhan sehingga lebih cepat panen dan menghasilkan ikan berukuran lebih besar,” kata Alimudin yang juga dosen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Teknisi pemuliaan BPBINM, Arief Maulana Syam AMd, mengatakan, ciri khas nirwana III berkepala relatif kecil dengan tubuh lebar ke atas. Itu membuat ukurannya sepintas lebih kecil. Padahal, daging di belakang kepala atau punggung lebih tebal sehingga persentase karkas lebih tinggi daripada nila lain. Uji kualitas daging membuktikan, nirwana III berkadar protein 85,72%, lemak 2,52%, bahan ekstrak tanpa nitrogen 6,67%, dan abu 5,09%. Citarasa daging sangat gurih
Pengukuran morfometrik pada saat uji fenotop menunjukkan nirwana jantan berukuran 22,18 cm, tinggi 8,95, dan tebal 3,37 cm. Ikan betina berwarna abu-abu berukuran 19,62 cm, tinggi 8,12 cm, dan tebal 3,40 cm. Nirwana mampu hidup pada air bersalinitas 5—20 ppm, suhu 20—32°C, pH 5,1—8,3, oksigen terlarut (DO) 3,2—6,7, dan kadar amonia kurang dari 0,01 mg per liter air. Sebelum rilis, para pemulia menguji coba di 3 ekosistem berbeda, yaitu kolam arus deras, kolam air tenang, dan kolam jaring apung. Di ketiga tempat itu nirwana III tumbuh baik, meski ada perbedaan hasil.

Itu berkaitan dengan perbedaan oksigen terlarut, arus air, dan pakan tambahan yang berkembang di kolam budidaya. Meski demikian, Alimudin mengakui bahwa nirwana III cenderung rentan penyakit. Musababnya, gen yang berhubungan dengan kekebalan terkait dan berbanding terbalik dengan kecepatan pertumbuhan. Artinya, pertumbuhan cepat mengorbankan ketahanan terhadap penyakit.
Nila Oreochromis niloticus baru itu rentan serangan cendawan Streptococcus agalactiaepenyebab penyakit streptokokusis. Serangan cendawan itu menyebabkan kematian hingga 60%. Namun, peternak bisa mengantisipasi dengan vaksinasi, perbaikan kualitas air, dan disinfeksi sarana budidaya sebelum pemeliharaan. Selain nila baru, BPBINM Wanayasa juga meluncurkan jenis ikan mas baru, yakni marwana—akronim dari ikan mas ras wanayasa.
Ikan mas baru
Keunggulan marwana antara lain cepat tumbuh, lebih bongsor dengan proporsi tubuh lebih panjang dan lebih tinggi, dan tahan penyakit koi herpes virus serta aeromonas. Kelebihan itu warisan beberapa ras unggulan yang menjadi indukan seperti ikan mas rajadanu, wildan, kuningan (sutisna), dan majalaya. Pada ikan mas gen pertumbuhan dan ketahanan terhadap penyakit tidak berlawanan. Pemulia dapat merancang ikan cepat tumbuh dan tahan penyakit.

Lazimnya ikan mas mencapai ukuran panen berbobot 200 gram pada 6 bulan. Sementara marwana mencapai ukuran sama pada umur 4 bulan. Pengukuran morfometrik pada saat uji fenotip menunjukkan panjang standar marwana 21,5—33 cm dengan rasio baku panjang standar per tinggi tubuh 2,30—2,41. Ketahanan terhadap penyakit KHV mencapai 0,42—97,78% kali lebih tinggi daripada ikan mas biasa. Sementara ketahanan terhadap bakteri Aeromonas hydrophila mencapai 50% atau 2,75 kali ikan mas biasa.
Pertumbuhan Cyprinus carpio yang cepat itu menjadikan peternak tidak memerlukan obat pemacu. Dalam satu siklus budidaya, pembudidaya di karamba jaring apung atau air deras, dalam 1 wadah pemeliharaan Rp300.000—500.000. Secara ekonomis, marwana memiliki umur panen yang lebih pendek sehingga konversi pakan yang lebih rendah. Rasio konversi pakan atau feed converstion ratio lebih efisien 29,16% dibandingkan dengan ikan mas lokal. Artinya 1 kg pakan dapat menghasilkan 0,29 kg daging. Soal rasa, “Daging marwana lebih gurih,” kata Arief.
SUMBER:
http://jdih.kkp.go.id/
http://www.trubus-online.co.id/bongsor-dan-hemat-pakan/

Senin, 11 Februari 2019

KEUNGGULAN IKAN PAPUYU

Guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Papuyu yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan Ikan Papuyu yang merupakan hasil domestikasi yang dilakukan oleh Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Dalam rangka menunjang peningkatan produksi perikanan budidaya serta peningkatan produksi, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Papuyu. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 40/KEPMEN-KP/2014 tentang PELEPASAN IKAN PAPUYU.
Ikan Papuyu, mungkin hanya beberapa orang yang mengenal ikan ini, karena hanya sedikit daerah yang terdapat ikan ini khusunya berada di kalimantan Selatan. Ikan Papuyu ini hampir sama dengan ikan gabus yang telah menjadi primadona, karena rasa yang sangat lezat dan juga memang sering dihidangkan sebagai upacara adat dari Suku banjar. Tapi ikan yang mempunyai nama latin Anabas testudneus ini ternyata populasinya semakin berkurang karena penangkapan yang tidak selektif dan dengan adanya penduduk warga yang menggunakan bahan peledak sebagai penangkapan ikan. Untuk itu diperlukan dalam hal membudidayakannya seperti salah satu institusi yang berhasil ialah Balai Budidaya Air Tawar. Sebenarnya Ikan Papuyu ini telah lama dikenal diberbagai macam di indonesia. Selain sebutan Ikan Papuyu, ternyata memiliki nama lain ditiap daerah, seperti di Jawa dan Sunda menamai ikan ini sebagai ikan Betik, Kalimantan Selatan sendiri dengan nama Ikan Papuyu, Puyu dari malaya dan kalimantan Timur, Di Padang diberi nama Puyu - puyu, dan di Bintan dengan nama Puyo - puoy, Manado dengan nama Geteh - geteh, dan untuk danau Matanua bernama Kusang. Untuk dalam bahasa inggris sendiri, Ikan Papuyu dikenal dengan nama climbing gouramy atau juga climbing perch karena kemampuannya yang memanjat kedaratan. Ikan Papuyu menyebar dari India, Cina sampai Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara yang ada disebelah barat Garis Wallace. Berikut ini cara budidaya Ikan Papuyu atau ikan Betok agar berhasil dengan hasil yang banyak.

Cara Budidaya Ikan Papuyu

1. Ciri Jantan dan Betina Ikan Papuyu

Untuk membedakan Ikan Papuyu jantan dan betina, dapat dilihat dari tanda tubuhnya. Untuk tanda betina, tubuh memanjang, perut agak gendut, warna agak kusam, gerakan lamban, lubang kelaminnya membulat dan berukuran 100 gram. Sedangkan untuk tanda jantan, tubuh membulat, gerakan lincah, warna cerah, lubang kelamin memanjang dan berukuran antara 100 gram.

2. Pemijahan Ikan Papuyu

Pemijahan dari Ikan Papuyu ini dilakukan dengan cara semi buatan, yakni induced spawning. Dengan cara, siapkan akuarium yang berukuran 60 x 50 x 45 cm, dan keringkan selama waktu 3 hari, setelah itu isi air setinggi 30 cm, dan hidupkan 2 titik aerasi dan biarkan hidup saat selama pemijahan, suntuk 2 ekot induk betina disore hari dengan menggunakan ovaprim dosis 0,5 ml/kg dan masukkan kedalam akuarium, sedangkan untuk jantan, suntik 8 ekor dan satukan dengan betina, biarkan memijah. Perbandingan antara keduanya jantan dan betina ialah 4 : 1. Pemijahan yang akan terjadi saat tengah malam sampai pagi hari dan telur hasil pemijahan menempel di dinding akuarium.

3. penetasan dan Pemeliharaan Larva Ikan Papuyu

Penetasan yang akan dilakukan diakuarium pemijahan yakni dengan memindahkan induk kekolam pematangan gonad. Di suhu 29-30 derajat Celcius, telur akan menetas sekitar 20-24 jam. Larva dipelihara selama 3 hari penuh sampai kuat untuk berenang. Untuk pakan sendiri, diberi artemia atau adlibitum. Setiap induk betina dapat menghasilkan larva sekitar 14.500 ekor.

4. Pendederan I Ikan Papuyu

Pendederan I dilakukan didalam hapa yang terpasang dikolam dengan cara menyiapkan kolam yang memiliki ukuran 200 m2, dan keringkan selama 4-6 hari dan isi air setinggi 40-60 cm, tebarkan 4 karung kotoran ayam atau bisa juga puyuh dan biarkan selama 4-5 hari, kemudian pasang 4-10 hapa yang ukurannya 200 x 100 x 80 cm dengan tiang - tiang bambu. masukkan sekitar 2000 ekot larva dan beri pakan tambahan seperti pelet halus dalam waktu seminggu. Saat itu larva telah berukuran 0,5 cm.

5. Pendederan II dan III Ikan Papuyu

pendederan II seperti pendederan I, bedanya hanya pada penebaran benih yang berasal dari pendederan I dengan kepadatan 200-300 ekor/m2 dan beri pakan tambahan pelet halus sebanyak kurang lebih 500 g/hari diawal, 750 g/hari minggu kedua, 1000 g/hari diminggu ketiga atau juga bisa sesuai kebutuhan dengan jangka waktu pendederan II selama 1 bulan dan saat itu benih telah mencapai ukuran 1-3 cm. Untuk pendederan III sendiri sama seperti pendederan I yang dilakukan selama 30 hari dan benih telah mencapai ukuran 3 hingga 5 cm.

6. Pembesaran Ikan Papuyu

pembesaran sendiri dilakukan dikolam dengan cara menyiapkan kolam yang ukurannya 500 m2, keringkan 4-6 hari dan isi air setinggi sekitar 40-60 cm dan tebarkan 6 karung dari kotoran ayam atau puyuh serta dibiarkan selama 4-5 hari, kemudian tebarkan benih yang asalnya dari pendederan II dengan kepadatan 50 ekor/m2 lalu diberi pakan berupa pelet 5%/hari. Pembesaran sendiri dilakukan selama waktu 6 bulan dan selama itu pula berat Ikan Papuyu mencapai 60-75 gram.

7. Pembesaran Ikan Papuyu di Jaring Tancap

Pembesaran Ikan Papuyu sendiri dapat dilakuan di jaring tancap dengan cara memilih lokasi dipinggir perairan yang mempunyai kedalam 1-1,5 m, dan siapkan sejumlah jaring yang ukuran panjangnya 4 x 3 x 1 dengan mess 0,5 cm. Pasang jaring yang mengikat ditiang -tiang yang tahan terhadap air, seperti halnya kayu ulin, tebarkan benih Ikan Papuyu yang asalnya dari tahapan pendederan III dengan memiliki kepadatan 50 hingga 100 ekor/m2, beri pakan tambahan yakni pelet sebanyak 5%/harinya dan frekuensi 4x. Pembesaran di jaring tancap juga berlangsung selama 6 bulan yang mana pada saat itu Ikan Papuyu telah berukuran 65 hingga 75 gram.

Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/
http://deedzarinthebest.blogspot.com/2016/02/cara-budidaya-ikan-papuyu-secara.html

Kamis, 07 Februari 2019

KEUNGGULAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

Guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Mas yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan Ikan Mas Merah Najawa sebagai jenis ikan baru hasil domestikasi yang dilakukan oleh Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam rangka menunjang peningkatan produksi perikanan budidaya serta peningkatan produksi, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Mas Merah Najawa. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 tentang PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA.

Ikan Mas Najawa merupakan salah satu varietas unggulan di tanah air yang merupakan ikan mas asli dari Cangkringan – Yogyakarta. Dinas Kelautan dan Perikanan DIY melalui Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan (BPTKP) Cangkringan berhasil melegalkan ikan mas merah Cangkringan sebagai ikan varietas unggul nasional.
Kepala BPTKP Cangkringan, Ir Dwijo Priyanto MMA menerangkan, ikan mas merah Cangkringan merupakan ikan lokal yang dimiliki BPTKP sejak 1970. Diperkirakan, ikan jenis ini memiliki jarak kekerabatan yang jauh dengan ikan mas jenis lain.
“Berdasar karakteristik genetik dengan uji DNA, ikan mas merah Cangkringan sangat jauh kekerabatannya dengan ikan mas Rajadanu, Majalaya, Sinyonya, Wildan dan Sutisna. Jadi bisa dikatakan ikan ini masih benar-benar murni jenisnya dan berasal dari Cangkringan,” ungkapnya kepada KRjogja.com di kantornya, Kamis (27/02/2014).
Menurut Dwijo, keunggulan lain ikan ini ialah memiliki ciri khas warna merah menyala dengan bentuk tubuh bulat memanjang. Maka tak heran jika ikan mas merah dewasa bisa tumbuh seberat 4 kilogram dan panjangnya bisa mencapai 50 centimeter.
“Sejak 2010 hingga 2013 ikan ini kami uji karakteristiknya, baik pertumbuhan, produksi dan ketahanannya terhadap penyakit. Setelah diajukan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, ikan mas merah Cangkringan lolos uji pada November 2013. Hingga mendapatkan legalitas dari pemerintah sebagai ikan varietas unggul nasional,” jelas Dwijo seraya menambahkan bahwa setelah lolos uji akhirnya Gubernur DIY Sri Sultan HB X memberi nama ‘Ikan Mas Merah Najawa’. Najawa singkatan dari Mina Jogja Istimewa.


Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/
http://www.bibitikan.net/najawa-ikan-mas-merah-varietas-unggulan-asal-cangkringan/

Senin, 04 Februari 2019

KEUNGGULAN IKAN GURAMI GALUNGGUNG SUPER

Guna lebih memperkaya jenis ikan gurami yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan Ikan Gurami Galunggung Super sebagai jenis ikan baru yang merupakan hasil hibridisasi.
Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 51/KEPMEN-KP/2018 tentang PELEPASAN IKAN GURAMI GALUNGGUNG SUPER.
Untuk meningkatkan produksi budidaya perikanan air tawar, Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar terus melakukan upaya untuk menghasilkan benih ikan unggul, khususnya Ikan Gurame, Nilem dan Tawes. Salah satu benih ikan unggul yang akan disebarkan Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar adalah Ikan Gurame Galunggung Super.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar Jafar Ismail melalui Kepala Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok Ikan Gurame dan Nilem Singaparna Tasikmalaya Akmad Yani SP MP mengatakan kepada medikomonline.com,  Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok Ikan Gurame dan Nilem Singaparna telah berhasil melakukan kaji terap pemuliaan Ikan Gurame dengan sistem Hibridisasi. Ikan Gurame Galunggung ini telah dilakukan pengujian rilis oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tanggal 18-19 Oktober 2016.
“Pemuliaan Ikan Gurame dengan sistem Hibridisasi ini lulus dalam rilis Ikan Gurame Galunggung Super dan berhak untuk menyebarkannya ke masyarakat. Galunggung Super lebih unggul dibandung Ikan Gurame yang ada di masyarakat. Ikan (Gurame Galunggung Super-red) sudah disebar ke masyarakat dalam lingkup terbatas, karena masih menunggu Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan terkait varietas baru Ikan Gurame Galunggung,” kata Akmad Yani di Bandung, Selasa (6/6).
Dijelaskan Akmad Yani, varietas baru Ikan Gurame Galunggung Super ini memiliki sejumlah keunggulan. Pertama, dengan tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih tinggi serta tingkat konversi pakan yang rendah, menurunkan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan keuntungan budidaya dan kesejahteraan pembudidaya. Kedua, usaha budidaya pada segmen usaha pembesaran memberikan nilai ekonomi yang tinggi dan menguntungkan bagi pembudidaya.
Lanjut Akmad Yani, Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok Ikan Gurame dan Nilem Singaparna telah melakukan uji multilokasi Ikan Gurame. Berdasarkan hasil pembesaran Ikan Gurame dengan system Hibridisasi menghasilkan benih hibrid yang lebih cepat pertumbuhannya daripada kedua induknya. “Ikan hibrid umumnya menunjukkan efek heterosis, yaitu dengan munculnya sifat unggul pada hibrid atau sifat suatu keturunan dapat melebihi kedua induknya,” ujarnya.

Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/
http://medikomonline.com/Category/Ekonomi/Dinas-Kelautan-dan-Perikanan-Jabar-Akan-Sebar-Varietas-Baru-Ikan-Gurame-Galunggung