Kamis, 31 Januari 2019

KEUNGGULAN IKAN TAWES JOIS

Guna lebih memperkaya jenis ikan tawes yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Tawes Jois yang merupakan hasil domestikasi. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 53/KEPMEN-KP/2018 tentang PELEPASAN IKAN TAWES JOIS.
Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/

Senin, 28 Januari 2019

KEUNGGULAN IKAN TAMBAKAN TAKHASI

Guna lebih memperkaya jenis ikan tambakan yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Tambakan Takhasi yang merupakan hasil domestikasi. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 54/KEPMEN-KP/2018 tentang PELEPASAN IKAN TAMBAKAN TAKHASI.
Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/

Kamis, 24 Januari 2019

KEUNGGULAN IKAN MAS PUNTEN

Guna lebih memperkaya varietas ikan mas yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Mas Punten yang merupakan hasil domestikasi. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 55/KEPMEN-KP/2018 tentang PELEPASAN IKAN MAS PUNTEN.

Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/

Senin, 21 Januari 2019

KEUNGGULAN IKAN GURAMI SAGO

Guna lebih memperkaya jenis ikan gurami yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Gurami Sago yang merupakan hasil domestikasi. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 56/KEPMEN-KP/2018 tentang PELEPASAN IKAN GURAMI SAGO.


Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/

Kamis, 17 Januari 2019

KEUNGGULAN IKAN RAINBOW KURUMOI

Guna lebih memperkaya jenis ikan rainbow yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Rainbow Kurumoi yang merupakan hasil domestikasi Kelautan dan Perikanan NOMOR 57/KEPMEN-KP/2018 tentang PELEPASAN IKAN RAINBOW KURUMOI.

Ikan hias air tawar rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) berhasil dibudidayakan di luar habitat aslinya untuk pertama kali oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Ikan Hias Depok.
"Ikan ini termasuk mendekati punah, sehingga untuk penyelamatan dan perlindungan ikan rainbow dari kepunahan dilakukan pengembangan ikan tersebut di luar habitat aslinya melalui kegiatan budi daya," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya (P4B) yang membawahi BPPBIH Depok Tri Heru Prihadi saat dihubungi Antara dari Jakarta, Sabtu.
"BPPBIH Depok merupakan lembaga pertama yang berhasil membudidayakan ikan rainbow kurumoi di luar habitat aslinya," tambahnya.
Ikan rainbow hanya dapat ditemukan di Papua, Sulawesi, dan Australia serta memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi. Ikan rainbow kurumoi memiliki warna oranye diseluruh tubuhnya dan hitam di bagian linea literalis terutama di dada.
"Banyak permintaan ekspor untuk ikan rainbow kurumoi terutama dari Eropa. Setelah berhasil dibudidayakan, ikan ini sekarang bisa diekspor," ujar Heru.
Dalam upaya konservasi ikan rainbow kurumoi maka dilakukan penelitian mengenai budidayanya. Penelitian dimulai 2008 melalui pendekatan rekayasa lingkungan, nutrisi, dan aspek reproduksi.
Kemudian pada 2012 telah didesiminasikan hasil penelitian berupa teknologi budidaya ikan rainbow kurumoi di Dinas Perikanan Boyolali.
"Upaya pengembangan terus dilakukan untuk memperkenalkan dan mengembangkan ikan rainbow kurumoi baik ke masyarakat, pembudi daya, dan eksportir," kata Heru.
Sebagai lembaga pertama yang berhasil membudidayakan ikan rainbow kurumoi, maka BPPBIH mendaftarkan 10.000 ekor produksi pertama ikan rainbow kurumoi untuk pemecahan rekor MURI yang akan dirilis pada November 2014.
"Tujuan dari pemecahan rekor MURI itu antara lain untuk memperkenalkan ikan rainbow kurumoi ke masyarakat dan pembudidayanya," jelasnya.
Selain itu, tambah Heru, untuk penyelamatan dan perlindungan ikan rainbow kurumoi, meningkatkan pembudi daya ikan hias dan aplikasi peneliti dari karya tulis ilmiah ke lapangan.

Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/
https://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/hobi/14/06/21/n7ii4o-rainbow-kurumoi-berhasil-dibudidayakan-di-luar-habitatnya

Senin, 14 Januari 2019

KEUNGGULAN IKAN PATIN PERKASA

Guna lebih memperkaya jenis ikan patin yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan ikan patin perkasa sebagai jenis ikan baru yang merupakan hasil pemuliaan. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 75/KEPMEN-KP/2018 tentang PELEPASAN IKAN PATIN PERKASA.

Ikan patin perkasa merupakan jenis baru yang  dapat tumbuh dengan cepat. Respon seleksi kumulatif berdasarkan bobot setelah seleksi selama dua generasi tercatat 38,86 persen, 20,91 persen pada populasi generasi pertama, dan 17,95 pada generasi kedua.
Patin perkasa atau “patin super karya anak bangsa” merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat, di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Penelitian patin perkasa yang dilakukan sejak  tahun  2010 hingga 2017 itu telah dirilis sebagai ikan budi daya sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 75/KEPMEN-KP/2018.
Patin perkasa diperkenalkan kepada peserta pertemuan science and innovation business matching (SIBM) di gedung KKP, Jakarta, Selasa (9/10). Patin ini merupakan salah satu unggulan hasil riset KKP yang akan dikembangkan secara luas di daerah Jawa Barat.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP, Sjarief Widjaja, di sela-sela acara pameran SIBM, menjelaskan patin perkasa merupakan salah satu inovasi unggulan. Dia menyampaikan pengembangan patin perkasa bagi dunia industri akan lebih menguntungkan karena daging lebih tebal dan waktu pembesaran relatif lebih singkat.
Dalam pameran dijelaskan secara rinci proses penelitian dan kelebihan patin perkasa. Peneliti BRPI Sukamandi memulai penelitian dengan melakukan karakterisasi populasi induk pembentuk pada tahun 2010. Selanjutnya, dilakukan pembentukan populasi dasar pada tahun 2011, kemudian dilakukan pembentukan populasi generasi pertama pada tahun 2013 dan pembentukan populasi generasi kedua pada tahun 2015.
Pembentukan populasi-populasi itu dilakukan melalui seleksi famili pada karakter pertumbuhan menggunakan parameter ukuran bobot tubuh. Indikator keberhasilan berdasarkan parameter bobot ukuran konsumsi (>500 g) diperoleh sebesar 20,91 persen pada populasi generasi pertama dan 17,95 persen pada populasi generasi kedua. Sehingga diperoleh respon seleksi kumulatif pada dua generasi sebesar 38,86 persen.
Hasil pengujian pertumbuhan pada uji lapangan (uji multilokasi dan multisistem) menunjukkan bahwa pertumbuhan dan tingkat produktivitas patin perkasa lebih unggul. Hal itu dibandingkan dengan uji pada ikan patin siam dari masing-masing wilayah lokasi uji.
Hasil ujinya adalah 20,62 persen selama 7 bulan pemeliharaan di Sukamandi, 20,60 persen selama 6 bulan di Kuningan, Jawa Barat. Kemudian sebesar 46,42 persen selama 8 bulan di Tulungagung, Jawa Timur,  dan 16,61 persen selama 6 bulan di Lampung.
Pengujian daya tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas Hydrophila pada dosis LD, 1,8×10 CFU/mL menunjukkan benih patin Perkasa tumbuh cepat generasi kedua lebih tahan dengan mortalitas 33,33 persen pada jam ke-24 dan 58,86 persen pada jam ke-168. Dibanding benih patin siam lain dengan mortalitas 60,00 persen pada jam ke-24 dan 76,67 persen pada jam ke-168.  Benih patin perkasa juga memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap paparan pH asam (H4,5) dan salinitas 18 g/L. (591)
Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/
http://www.agronet.co.id/detail/budi-daya/perikanan/2504-Yuk-Mengenal-Patin-Perkasa

Kamis, 10 Januari 2019

KEUNGGULAN IKAN LELE MUTIARA

Guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Lele yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan Ikan Lele Mutiara sebagai jenis ikan baru yang merupakan hasil kegiatan pemuliaan Ikan Lele melalui hasil kegiatan pemuliaan yang dilakukan oleh Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi.
Dalam rangka memperkenalkan Ikan Lele Mutiara sebagai komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi perikanan budidaya serta peningkatan produksi Ikan Lele nasional, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Lele Mutiara. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 77/KEPMEN-KP/2015 tentang PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

Asal-usul LELE MUTIARA

Ikan LELE MUTIARA merupakan hasil riset pemuliaan ikan lele yang dilakukan selama 5 tahun di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan yang berlokasi di
Sukamandi Subang Jawa Barat untuk menghasilkan strain baru ikan lele Afrika yang memiliki keunggulan performa budidaya secara lengkap.

Lele Mutiara dibentuk dari gabungan persilangan strain ikan lele MesirPaitonSangkuriangdan Dumbo yang diseleksi selama 3 generasi pada karakter pertumbuhan.
Pemuliaan ikan lele ini adalah upaya dalam menjawab persoalan produksi ikan lele nasional yang terus mengalami penurunan secara signifikan.
Sebagaimana kita ketahui, ikan lele merupakan komoditas terbesar kedua setelah ikan nila.
Ikan lele dumbo (Lele Afrika) yang selama ini menjadi primadona dan menjadi komoditas utama perikanan nasional terus mengalami penurunan kualitas genetik. Sehingga untuk mempertahankan produksi ikan lele tetap tinggi diperlukan berbagai upaya, salah satunya adalah menciptakan strain lele yang lebih unggul.

7 Keunggulan Ikan LELE MUTIARA

1. Laju pertumbuhan tinggi : mencapai 10-40% lebih tinggi daripada lele jenis lain
2. Cepat panen (masa panen singkat) : benih ikan lele mutiara berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan padat tebar 100 ekor/m2 berkisar 40-50 hari, sedangkan pada padat tebar 200-300 ekor/m2 berkisar 60-80 hari
3. Keseragaman ukuran relatif tinggi : tahap produksi benih diperoleh 80-90% benih siap jual dan pemanenan pertama pada tahap pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi sebanyak 70-80%
4. Rasio konversi pakan (FCR = Feed Conversion Ratio) relatif rendah : 0,6-0,8 pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran.
5. Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi: sintasan (SR = Survival Rate) pendederan benih berkisar 60-70% pada infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik).
6. Toleransi lingkungan relatif tinggi: suhu 15-35 oC, pH 5-10, amoniak <3 mg/L, nitrit < 0,3 mg/L, salinitas 0-10 ‰.
7. Produktivitas relatif tinggi: produktivitas pada tahap pembesaran 20-70% lebih tinggi daripada benih-benih strain lain.

Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/
https://mitalom.com/mengenal-lele-mutiara-deskripsi-ciri-ciri-dan-7-keunggulannya/

Senin, 07 Januari 2019

KEUNGGULAN IKAN NILA NIRWANA III

Guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Nirwana III yang merupakan hasil seleksi famili yang dilakukan oleh Balai Pengembangan Budidaya Ikan Nila dan Mas, Wanayasa, Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat.
Dalam rangka memperkenalkan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Nirwana III sebagai komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Nirwana III, pendapatan, dan kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Nila Nirwana III. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 tentang PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III.
Sumber:
http://jdih.kkp.go.id/

Kamis, 03 Januari 2019

KEUNGGULAN IKAN LELE SANGKURIANG

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersil oleh masyarakat Indonesia terutama dipulau jawa, yang seterisnya di sumatera termasuk mukomuko propinsi Bengkulu.Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1). Dapat dibudidayakan dilahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi 2). Teknologi budidaya relative mudah dikuasai oleh masyarakat, 3).pemasarannya relative mudah dan 4). Modal usaha yang dibutuhkan relative rendah.
Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton.terpal yang dibutuhkan untuk pembuatan kola ini adalah jenis kolam terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran.Ukuran terpal yang disediakan oleh pabrik bermacam-macam sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan.Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan dipekarangan ataupun dihalaman rumah.
Salah satu keunggulan dari budidaya ikan lele sangkuriang di kolam terpal adalah murah biaya dan praktis. Sebenarnya kolam yang paling baik untuk budidaya ikan lele atau ikan yang lain adalah kolam dari tanah. Namun jika tak memiliki lahan yang cukup atau cocok maka alternatif lain yang lebih simple dan mudah adalah kolam terpal. Adapun keunggulan pemakaian kolam terpal adalah sbb:
Keuntungan dari kolam terpal :
1. Terhindar dari pemangsaan ikan liar
2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan penggantian air maupun panen
3. Dapat dijadikan peluang usaha mikro dan makro
4 Lele yang dihasilkan lebih berkualitas,lele terlihat tampak bersih,dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan di wadah lain adalah : Dapat diterapkan di lahan terbatas Dapat diterapkan di lahan atau tanah yang porous (tanah yang menyerap air) atau berpasir Biaya investasi murah Dapat diterapkan di daerah sulit air Pembuatannya praktis
Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal tidak berbau lumpur
Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal jarang diserang penyakit
Kelangsungan hidup (Survival Rate) ikan lele yang dipelihara di kolam terpal lebih tinggi, bisa mencapai 95%
Langkah-langkah pembuatan kolam terpal adalah
Usahakan lahan yang sedikit rindang,tapi jangan langsung dibawah pohon Terpal ukuran 6 x 8 meter (terpal jenis A3 lebih tebal),saat pemasangan sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan agar dapat dibentuk sesuai rangka/patok,
Tanah digali dengan kedalaman ± 70 cm, dan lebar 4 x 6 m2 untuk menempatkan posisi terpal. keliling kolam harus di pagar dengan waring untuk menghindari gangguan hewan ternak atu mengantisipasi lele melompat. untuk menguatkan posisi terpal dibibir kolam sebaiknya di pasang karung yang diisi dengan tanah sepanjang keliling kolam.
Peralatan Penunjang
Beberapa jenis alat yang diperlukan diantaranya adalah timbangan,alat tangkap (serok/lambit),ember dll.Alat-alat tersebut biasanya dipakai untuk memanen ikan atau pada saat kegiatan sampling pertumbuhan bobot tubuh ikan
Persiapan Kolam
Sebelum digunakan,sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu.Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan planton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih ikan lele.Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gr/m2 atau dalam ukuran 4 x 6 m2 sebanyak 16 Kg .
Dapat pula ditambahkan urea 15 gr/m2. Tahapan pemupukannya adalah mula-mula kolam diisi air setinggi 3 -5 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai wana air kolam berubah coklat atau kehijauan,yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.kemudian secara bertahap ketinggian air ditambah hingga minggu ke-
Sebelum benih lele ditebar : Penebaran benih
Sebelum benih ditebar,sebaiknya benih disucihamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KMNO4 (Kalium Permangat) atau PK dengan dosis 35 gr/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5 -10 menit
Penebaran benih hendaknya dilakukan pada pagi/sore hari.pada kedua kondisi ini umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam tidak terlalu besar.Hindari penebaran benih pada kondisi terik matahari secara langsung.Kedalam air kolam pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran benih.
Jumlah padat tebar benih 75-100 ekor/m2 yang berukuran 5 - 8 cm. Kedalaman air pada benih diterbarkan ± 30 cm
Pemberian Pakan
Pada dasarnya Lele Sangkuriang merupakan ikan yang bersifat omnivora.Makanan yang diberikan bisa makanan alami yang bisa diperoleh dari sekitar kolam atau tempat tinggal kita. Pemberian makanan tambahan berupa pellet bisa diberikan jika tidak mau repot mencari makanan alami. Dalam Budi Daya Lele Sangkuriang jumlah besar cara ini lebih praktis dilaksanakan. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Cara menghitungnya dengan mengambil sampel beberapa Lele Sangkuring kemudian ditimbang. Untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pemberian pakan, makanan dicampurkan dengan probiotik. Menurut pengamatan beberapa petani dan peneliti probiotik mampu meningkatkan efisiensi pencernakan makanan sehingga ikan lele menjadi cepat besar dan bobot bertambah.
Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
Dan untuk diketahui juga bahwa Pemberian pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berukuran 2 minggu berupa bentuk serbuk halus. Kemudian setelah itu berangsur-angsur digunakan pelet diameter 1 milimeter barulah kemudian beralih ke pellet ukuran 2 milimeter (sesuai umur ikan lele). Hal ini dimaksud agar pellet dapat dicerna lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir terjadinya variasi ukuran lele selama pertumbuhannya.
Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein berkisaran antara 28 – 33 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan dosis 3-5% dari bobot total ikan dan pemberian sebanyak 3 x sehari (pagi,siang dan sore) Hama dan Penyakit Ikan Lele Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran keci
Jenis hama/penyakit
1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla. Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron. Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air. Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik. Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.
2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.
3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia. Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.
4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis) Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
1. Ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
2. Terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;
3. Ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari
5. Penyakit cacing Trematoda
Biasanya penyakit yang Menyerang dalam budidaya lele sangkuriang di kolam terpal adalah
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian:
direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;
memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
Parasit Hirudinae
Penyebab:
lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
Mengapa memilih lele sangkuriang:
Ceritanya, rasa daging Lele sangkuriang memiliki rasa yang lebih enak dan gurih, tak heran permintaannya semakin banyak. Selain rasa yang enak didukung pula dengan pertumbuhannya yang lebih cepat dari Lele Dumbo. Untuk benih yang ditabur pada ukuran 5-8 cm dalam masa pemeliharaan 130 hari sudah bisa dipanen dalam bobot 200 sampai 250 gr/ekor. Biasanya ada Lele Sangkuriang yang memiliki pertumbuhan lebih cepat dari ikan lainnya, secara berkala misalnya satu bulan sekali, Lele Sangkuriang dipisahkan berdasarkan ukurannya. Hal ini dilakukan agar ikan yang pertumbuhannya lebih lambat tidak kalah dalam bersaing mengkonsumsi makanan. Selain itu ikan yang pertumbuhannya cepat bisa dipanen dalam waktu yang lebih cepat.
Sumber:
http://suarapenyuluhperikananpati.blogspot.com/2015/03/budidaya-lele-sangkuriang.html