Minggu, 03 Juni 2018

BUDIDAYA IKAN TAWES


Ikan Tawes (Puntius javanicus) merupakan ikan peliharaan yang berasal dari sungai, tergolong dalam marga Cyprinidae seperti ikan mas dan nilem. Bentuk tubuh ikan tawes mirip dengan ikan mas, tetapi badannya lebih memanjang dengan sirip punggung relatif lebih panjang. Pada mulutnya terdapat dua kumis dan bibirnya berkeruk-keruk sebagai tanda pemakan jasad penempel.
            Ciri-ciri ikan tawes yaitu bentuk badannya memanjang dan kecil, sedangkan sisiknya berwarna putih keperak-perakan. Panjang batang ekor ikan tawes dan tinggi badannya yang terenda adalah sama. Ikan tawes mempunyai tanda hitam pada pangkal ekor.

 
            Di perairan umum ikan tawes berkembang biak pada akhir musim penghujan, sedangkan di kolam berkembang biak sepanjang tahun jaka terdapat cukup air jernih. Kematangana kelamin dicapai pada akhir musim pertama berukuran 15-20 cm, telur transparan demersal. Fekunditas bervariasi antara 50.000-94.000 butir dari induk beratnya 130-255 gr. Untuk ketinggian tempat yang cocok dalam pemeliharaan 800 m di atas permukaan laut, suhu 18-28 oC.

Sistematika
            Sistematika ikan tawes adalah sebagai berikut:
Species            : Puntius javanicus
Gernus             : Puntius
Sub famili        : Ciprininae
Famili              : Cyprinedae
Sub ordo          : Cyprinoidea
Ordo                : Ostariophysi

Macam-macam Ikan Tawes
Sedikitnya ada empat macam ikan tawes yang biasa ditemukan yaitu:
  • Tawes biasa    : sisik berwarna putih kelabu
  • Tawes bule      : sisik albino, mulai terdapat pada tahun 1936
  • Tawes silap     : sisik berwarna putih kelabu bercampur dengan sisik keperak-
  perakkan.
  • Tawes kunpay : sisik berwarna kelabu, ekornya terutama sirip dada dan ekor
  panjang.

Sifat-sifat Ikan Tawes
            Ikan tawes merupakan ikan sungai, dapat hidup pada salinitas 7 ppm. Jenis ikan ini sangat cocok dipelihara dikolam-kolam, waduk dan sawah. Ikan tawes digolongkan termasuk sebagai herbivore. Pemijahan di kolam terjadi sepanjang tahun, tidak ada musim. Di sungai atau di perairan umum pemijahan terjadi pada permulaan musim penghujan.
            Pemeliharaan ikan tawes biasanya dilauan secara tradisional, penanaman dilakukan baik dikolam ataupun di sawah. Pada umumnya pemeliharaan ikan tawes dilakukan secara poliultur dengan jenis-jenis ikan lainnya, yaitu dengan jenis ikan yang mempunyai sifrat maan yang berlainan seperti ikan mas yang memaan jasad-jasad dasar, tambakan pemakan plankton, nilem pemakan jasad-jasad penempel (periphiton). Susunan campuran pemeliharaan bervariasi bergantung kepada ian utama yang diehendaki dan esuburan kolam.
4
 
            Penyakit pada ikan tawes adalah Icthyophirius, Dacthylogyrus dan gyrodctylus, penyakit ini tidak berbahaya dan belum pernah di amati terjadi ematian masal. Dacthylogyrus dapat menyebabkan kerusakan pada ujung-ujung filament insang. Pada benih-benih yang di berok sering dijumpai Cyclochaeta. Pada ikan yang terserang ini pada insang umimnya merana menyebabkan ikan menjadi kurus. Myxobolus merupakan penyakit yang berbahaya yang dapat menyebabkan kematian masal. Lernaea jarang menyerang benih dan ikan dewasa.

DAFTAR PUSTAKA
Daelani Deden A.S. Agar Ikan Sehat, Penebar Swadaya Cianjur, 2001.
Dinata Sumanta, K. Pengembang biakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia. PT Sastra Hudaya, Bogor 1983.
Harja, M.A. Budidaya Ikan Nilem untuk SUPM Budidaya Bogor. Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan Latihan Penyuluh Pertanian. Bogor 1978.
Rohmat C. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Tawes Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Sachlan, M. Parasit ,Penyakit dan Hama Buraya Ikan SUPM (Jurusan Budidiya) Bogor, Juni 1975.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar