Selasa, 29 Mei 2018

PEMIJAHAN IKAN SEPAT MUTIARA


Sepat mutiara adalah salah satu ikan hias air tawar yang dapat dipijahkan di dalam aquarium.  Ikan ini tergolong ikan yang memijah pada sarang busa yang dibangun oleh induk jantan.
            Sama halnya dengan ikan air tawar yang lain, dalam budidaya sepat mutiara selalu ada hambatan-hambatan yang tidak diduga-duga kedatangannya.  Hambatan yang dapat menyebabkan kerugian dalam usaha budidaya ikan ini, terjadinya infeksi penyakit pada ikan peliharaan.
            Untuk mengantisipasi terjadinya serangan penyakit pada sepat mutiara,  tulisan ini akan membahas secara sederhana tentang langkah-langkah pencegahan dan pengobatan penyakit pada sepat mutiara, dan juga cara pemijahannya.

Sistematika Sepat Mutiara
            Ordo                : Percomorphoidei
            Sub ordo          : Anabantoidea
            Famili              : Anabantidae
            Genus              : Trichogaster
            Spesies                        Trichogaster leeri

Penyebaran dan Morfologi
            Penyebaran ikan ini meliputi wilayah Sumatra, Kalimantan, Malaya sampai Siam.  Ikan ini juga mempunyai ciri-ciri badan yang memanjang dengan potongan pipih ke samping (Compressed), mulut kecil dan moncong meruncing.  Sirip dubur (anal) sangat panjang seperti benang, sirip perut lebar dengan jari-jari sebelah belakang menonjol ke luar.
            Jenis ini mempunyai warna dasar badan sawo matang dengan sisi badannya berwarna lebih pucat yang dihiasi bintik-bintik berwarna kelabu, terkadang berwarna kehijauan seperti mutiara di seluruh tubuhnya.
            Beberapa bagian dari sirip anal berwarna merah dan sisi badannya terpotong horizontal oleh garis hitam yang memanjang mulai dari mulut hingga pertengahan batang ekor dan satu bintik hitam di akhir garis tersebut.

Sepat mutiara dapat mencapai ukuran 12,5 cm dan sudah bisa dipijahkan setelah berukuran 10 cm.  Ikan ini tergolong ikan yang memijah pada sarang busa yang dibangun oleh induk jantan.  Sepat jenis ini dapat dijumpai pada perairan yang kecil, genangan air yang tenang, dan rawa-rawa.

Tempat Pemijahan
            Ikan sepat mutiara tergolong ikan yang mudah dipijahkan, asalkan lingkungannya memadai.  Untuk itu, dapat digunakan aquarium dengan ukuran 50×30×30 cm.  Pada aquarium dibuat beberapa tempat yang gelap sebagai tempat persembunyian dan juga sebagai tempat memijah.  Untuk membuat bagian-bagian yang gelap pada aquarium, dapat diberi enceng gondok yang berakar rimbun pada aquarium.
            Untuk kebutuhan air, dapat digunakan air sumur dan air bersih lainnya, yang sebelumnya diendapkan sehari semalam.  Suhu air diusahakan 27 – 28 oC dan PH 6 – 7, serta dasar aquarium diberi pasir bersih.

Memilih Induk
            Induk jantan mempunyai sirip punggung yang panjang dan lancip serta dilengkapi dengan hiasan warna merah pada leher dan perut.  Warna merah ini akan semakin menyala pada saat ikan ini birahi.  Sedangkan ikan betina mempunyai sirip bulat dan pendek.
            Induk sepat mutiara sebaiknya berumur lebih dari 7 bulan dengan ukuran minimal 7,5 cm.  Untuk persyaratan, induk yang dipilih harus sehat, tidak cacat serta gerakannya lincah.  Induk jantan dan betina untuk sementara dipisah pemeliharaannya, dan selama pemeliharaan diberi makan jentik nyamuk.

Pemijahan
            Setelah aquarium selesai disiapkan, ikan sepat mutiara sudah bisa dipijahkan.  Induk jantan dan betina dimasukkan secara berpasangan di dalm aquarium pemijahan.  Setelah beradaptasi induk jantan langsung membuat sarang busa dan tidak mau didekati oleh pasangannya.  Sarang busa yang dibuat tidak terlalu tebal dan luasnya ± 15 – 20 cm.
            Setelah selesai pembuatan sarang busa, induk jantan langsung menghampiri induk betina, dan langsung memijah di bawah sarang busanya.  Induk betina dapat menghasilkan telur ± 1.000 butir telur.  Setelah telur habis dikeluarkan, induk betina langsung diangkat dari telurnya.

Induk jantan dibiarkan tetap berada bersama telurnya, dia akan menghampiri sarang busa dan merusak sarang busa yang telah dipakai memijah dengan cara menyemprotkan pasir yang dipungut dari dasar tempat pemijahan.  Telur-telur yang tidak terbuahi, akan rontok dan mengendap di dasar aquarium.  Proses ini sangat membantu fekunditas telur lainnya, karena telur-telur yang tidak terbuahi tidak membusuk dan tidak menjadi sarana tumbuhnya jamur yang dapat merusak telur-telur yang lain.  Hal ini dapat memperkecil serangan jamur, karena media tumbuhnya tidak ada.
Telur akan menetas 2 – 3 hari setelah pembuahan, dan kuning telur akan habis setelah 4 hari.  Pada saat ini harus disediakan makanan yang sesuai dengan bukaan mulut benih, biasanya Infusoria.  Benih dipelihara ± 2 minggu, selanjutnya sudah bisa dipindah ke tempat pembesaran.  Pada saat kuning telur sudah habis, induk jantan sudah bisa dipindah ke tempat lain.

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto E. dan Evi Liviawati” Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan”. Kanasius. Yogyakarta 2000.
Azmi dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Mutiara Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Daelami, Deden A.S ” Agar Ikan Sehat”. Penebar Swadaya. Jakarta 2001.
Lingga, P dan Heru Susanto” Ikan Hias Air Tawar”. Penebar Swadaya. Jakarta 1989.
Wijayakusuma, Hembing. H.M, Setiawan Dalimarta dan A.S. Wrian” Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia”. Pustaka Kartini. Jakarta.

Senin, 28 Mei 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN SEPAT SIAM


Jenis Penyakit
Gejala Klinis
Pengobatan
Bahan Kimia
Bahan Alami
Cyclochaeta
·       Pendarahan pada insang
·       Ikan tidak mau makan
·       Ikan mengap-mengap di permukaan air
Direndam dalam larutan  NaCL 2 ½ % selama 0,5 jam dengan berturut-turut selama 3 hari.

Haluskan kunyit ± 100 gr, dan campur dengan 2 lt air, Masukkan ikan yang terkena penyakit ini selama  ±      5 - 10 menit. Pengobatan ini dilakukan sampai ikan benar-benar sembuh.
Dactylogirus
·       Pada lembaran insang  dapat terlihat bintik merah yang disebabkan oleh pendarahan kecil (peradangan)
·       Tutup insang mengembang dan lembaran-lembaran insang pucat
Rendam dalam larutan KMNOSebanyak 0,1 % atau 2% larutan NaCL selama 0,5 jam atau 0,5 % larutan NH4OH direndam selama 10 menit.


Dengan menggunakan Jengger Ayam: Caranya rebus 10  bunga segar dalam 4 gelas air, setelah dingin gunakan air untuk mengobati luka dengan cara merendamnya  selama ± 15 menit.
Gyrodactilus
·       Kulit ikan menunjukkan warna pucat dan memproduksi banyak lendir.


Rendam ikan dalam larutan malachyt green, sebanyak 1 gram yang telah dilarutkan dalam air sebanyak 500 cc air selama0,5 –1 jam.Ulangi pengobatan ini selama 3 hari berturut-turut. 

Dengan menggunakan daun miana: Caranya    rebus 7 gr daun miana segar dalam 500 ml air, setelah dingin gunakan air untuk mengobati luka dengan cara merendamnya  selama ± 15 menit.



DAFTAR PUSTAKA
Azis D.A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Siam Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Daelami, Deden A.S. 2002. “Agar Ikan Sehat” Jakarta: Penebar Swadaya.
Dalimartha, S. 2004. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”, Anggota IKAPI, Puspita Swara.
Suyanto, S. Rachmatun. 1995.  “Parasit Ikan dan Cara-cara Pemberantasannya”. Jakarta: Yayasan Sosial Tani Membangun.

Jumat, 25 Mei 2018

BUDIDAYA IKAN SEPAT SIAM


Ikan sepat merupakan ikan asli negara Thailand.  Di habitat aslinya, ikan ini hidup di rawa - rawa yang banyak ditumbuhi tanaman airnya, karena ikan ini butuh substrat sebagai tempat melatakkan busa untuk telur - telurnya.
            Meskipun ikan ini tidak begitu populer dikalangan masyarakat luas, namun ikan ini cukup dikenal di Indonesia. Meskipun ikan ini adalah ikan untuk konsumsi, tapi pada ukuran kecil ikan ini bisa dijadikan sebagai ikan hias, karena bentuk tubuh dan warnanya sangat menarik. Ikan sepat siam merupakan ikan asli  negara Thailand, dan hidup di rawa-rawa. Ikan ini di datangkan ke Indonesia pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka.

Sistematika
Ordo                      : Labyrinthici
Sub Ordo               : Anabantoidae
Famili                    : Anabantidae
Genus                    : Trichogaster
Species                  : Trichogaster pectoralis

Ciri-ciri
Badan memanjang, pipih kesamping (compressed), tinggi badan 2,2 sampai 3 kali panjang standar.  Sirip punggung mempunyai 7 buah duri dan 10-11 jari-jari sirip lemah, sirip dada lebih panjang daripada kepala, mulut sangat kecil dan dapat disembulkan.
            Jari-jari sirip perut yang pertama mengalami modifikasi menjadi filamen yang panjang mencapai sirip ekor. Linealateralis (1.1.) terdiri dari 42-47 sisik.  Pada daerah punggung badan hijau kegelapan sedangkan pada bagian badan sebelah sampaing sisik lebih terang.  Pada kepala dan badan terdapat garis-garis yang melintang dan dari mata sampai ke ekor terdapat garis memanjang yang terputus.  Pada sirip dubur terdapat 2-3 garis hitam yang memanjang (longitudinal). Panjang ikan maksimum yang dapat dicapai  ± 250 mm. Rumus jari-jari sirip sebagai berikut : D.VII. 10-11;  A. IX-XII.  33-38;  L.1.  55-63.

Sifat-Sifat
            Sepat siam merupakan ikan sungai dan rawa yang cocok sekali di pelihara di kolam-kolam.  Jenis ikan ini dapat hidup pada perairan yang pH-nya berkisar antara 4 - 9.  Jenis ikan ini mudah dibiakkan di sawah dan kolam.  Kematangan kelamin mulai terjadi pada  umur 7 bulan.  Pembiakan terjadi dengan terlebih dahulu ikan tersebut membuat sarang berupa gelembung-gelembung  (busa) yang bergaris tengah ± 5 cm.  Telur yang dihasilkan akan terapung berada pada sarang tersebut.  Seekor induk yang bertelor dapat menghasilkan 7000-8000 butir telor, sedangkan larva yang hidup biasanya tidak lebih dari 4000 ekor.
            Telur berwarna kuning  atau putih kekuning-kuningan, mengandung globul minyak sehingga mempunyai sifat mengapung, dan embrio menetas setelah 36-48 jam dari pembuahan.  Kantong kuning telur diserap dalam waktu 3-7 hari.  Pemijahan dikolam terjadi sepanjang tahun.  Lava dan benih memakan plankton.  Ikan-ikan dewasa memakan phytoplankton seperti Bacillariphyceae, Cyanophyceae, plagellata, Zooplankaton sepertiCilliata, Rotifera, Cladocera, Copepoda, Cholorophyceaedan tumbuh-tumbuhan tinggi yang membusuk.
Pertumbuhan di kolam dan di sawah mencapai 7-9 cm dalam waktu 3 bulan, 10-12 cm dalam waktu 6 bulan dan 16-18 cm dalam waktu 12 bulan.  Berat ikan yang besar antara 130-160 gram.  Pemeliharaan yang baik adalah di daerah-daerah ketinggian sampai 800 meter dpl.

Penyebaran
            Tempat asal ikan sepat siam adalah Thailand. Indonesian mendatangkan ikan ini pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka. Kemudian jenis ikan ini karena habitat asalnya adalah rawa-rawa, ditebarkan pula didaerah rawa-rawa diperairan Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
            Di Sumatera Selatan ikan ini berbiak dengan cepatnya dan kini jenis ikan ini merupakan ikan penting yang mendominasi daerah rawa.  Hasil penangkapan suatu perairan umum di sumatera selatan, 60% adalah sepat siam.  Jenis ikan ini ditangkap dengan macam-macam alat seperti pangilar (sejenis perangkap) dibuat dari kawat atau rotan, pukat (gill net) dan empang - lulung terbuat dari bambu  dengan rotan sebagai pengikatnya.  Demikian pula halnya di perairan Kalimantan, jenis ikan ini mempunyai peranan penting.  Jenis ikan ini telah dibawa pula ke Bali, Lombok, Flores dan Ambon. Pada umumnya jenis ikan ini diolah sebagai ikan asin yang diekspor ke Jawa.
            Pemeliharaan ikan sepat siam di kolam-kolam di Jawa kurang popular, meskipun di daerah daratan rendah banyak pula yang memelihara. 


Pemeliharaan
            Pemeliharaan ikan sepat siam dilakukan di kolam atau di sawah, terutama di daerah-daerah dataran rendah atau di rawa-rawa yang pH-nya sedikit asam atau di kolam-kolam tergenang tanpa adanya aliran air sehingga zat asam minimal. Ikan sepat siam adalah ikan yang mempunyai alat labyrinth sehingga kekurangan zat asam tidak merupakan masalah besar.
            Di Kalimantan Selatan pemeliharaan sepat siam dilakukan dalam beje-beje yang dibuat di sawah atau di rawa berupa saluran-saluran berukuran lebar ± 2 m dan tinggi       1 - 1,5 m sedangkan panjangnya tidak tertentu.  Saluran ini pada musim hujan tergenang air bila air hujan turun pada musim kemarau maka ikan akan berkumpul dan dapat dilakukan penangkapan dengan  mudah. 
            Pemeliharaan ikan sepat siam di sawah biasanya dikombinasikan dengan ikan jenis lain atau poli kultur.  Pada pemeliharaan di sawah sebaiknya saluran pinggir atau saluran tengah diperdalam, agar plankton yang dihasilkan cukup tersedia.

Perkembangbiakan
            Untuk membiakan jenis ikan ini tidak diperlukan perlakuan khusus seperti pada halnya ikan-ikan mas, tawes atau gurame.  Ikan sepat dapat berbiak di kolam pemeliharaan dengan sendirinya.  Tumbuh-tumbuhan air seperti Hydrilla persicillata dan air yang cukup zat asam diperlukan.
            Kolam pemijahan hendaknya agak dalam yaitu sekitar 70 - 100 cm, dan pada waktu pemijahan terjadi kolam hendaknya berair diam sehingga pemasukan air cukup untuk mengganti air yang hilang karena penguapan atau merembes. Tumbuh-tumbuhan air yang mengapung baik sekali disediakan untuk menutup sebagian kecil permukaan saja.  Pada waktu pemijahan maka ikan jantan akan membuat sarang terlebih dahulu.  
            Pembuatan sarang dilakukan selama 1 - 2 hari.  Gelembung - gelembung udara (buih) yang membentuk sarang tersebut bergaris tengah 1,5 - 3 mm.  Pada waktu pembuatan sarang tersebut ikan - ikan lain tidak diperkenankan mendekat.  Jika ada ikan yang mendekat maka akan dikejarnya sehingga keluar dari daerah territorial tempat  sarang  dibuat.   Sarang  biasa dibuat dari bagian tepi
atau di sudut - sudut.  Setelah sarang siap maka ikan jantan memikat betina dan pemijahan terjadi di bawah sarang.
            Telur yang telah dibuahi tadi mengapung sampai mencapai sarang tersebut.  Telur menetas setelah 2 - 3 hari.  Telur kemudian dijaga oleh jantan, terutama dari gangguan-gangguan lain yang mendekat.
            Untuk mengembangbiakkan ikan sepat siam ini sebaiknya kolam dipersiapkan dengan pengeringan, pemupukan dan sebagainya, agar hama benih dapat hilang dan benih cukup mendapat makanan terutama makanan alami (Zooplankton).

DAFTAR PUSTAKA
Azis D.A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Siam Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Daelami, Deden A.S. 2002. “Agar Ikan Sehat” Jakarta: Penebar Swadaya.
Dalimartha, S. 2004. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”, Anggota IKAPI, Puspita Swara.

Suyanto, S. Rachmatun. 1995.  “Parasit Ikan dan Cara-cara Pemberantasannya”. Jakarta: Yayasan Sosial Tani Membangun.

Kamis, 24 Mei 2018

TEKNIK PEMASARAN PRODUK PERIKANAN


Kegiatan pemasaran (marketing) sangatlah penting bagi semua kegiatan yang sifatnya menghasilkan barang atau jasa. Dalam proses produksi hasil perikanan, bila tidak ada  kegiatan pemasaran maka semua produk perikanan yang dihasilkan tersebut adalah merupakan seonggok barang yang tidak bermanfaat.
Pemasaran adalah proses manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Jadi, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu maupun organisasi.
Aktivitas pemasaran bermula dari pengamatan kebutuhankonsumen.Kegiatan pemasaran diawali dari kebutuhan atau keinginan konsumen.Berdasarkan kebutuhan atau keinginan konsumen, barulah dibuat produk.Sedangkan kegiatan penjualan, diawali dengan membuat produk, dan dengan gencar berusaha bagaimana produk tersebut laku dijual.Dalam kegiatan pemasaran dituntut kreatifitas lebih dominan daripada promosi.Sedangkan pada kegiatan penjualan, promosi lebih dominan. Kalau kita menerapkan kegiatan pemasaran maka kepuasan konsumen akan menjadi harapan atau tujuannya. Sebaliknya penjualan, tidak memperhatikan kepuasan konsumen yang penting barang terjual habis.
Dalam hal pemasaran produk hasil perikanan, seorang pemasar pertama kali harus memusatkan perhatiannya pada pelanggan/pasar untuk mencari tahu kebutuhan dan keinginan mereka.Jadi, dalam hal ini kebutuhan dan keinginan pelanggan/pasar menempati titik sentral.Kondisi pelanggan/pasar sangatlah beragam, itu berarti keinginan pelanggan.pasar pun beragam.Dengan demikian, yang pertama kali harus dilakukan adalah menentukan pelanggan/pasar sasaran (target customers).Untuk produk perikanan dan kelautan, target customers ini misalnya untuk anak-anak, orang dewasa, balita, masyarakat kelas sosial bawah, menengah, atas, dan sebagainya.
Anak-anak saat ini suka jajan ”tempura ikan”, maka perusahaan membuatlah tempura ikan yang bergizi dan aman di konsumsi anak-anak. Artinya tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya di konsumsi anak-anak dan manusia pada umumnya.Kedua, perusahaan harus memancing agar pasar sasaran memberikan respons yang diinginkan oleh perusahaan.Jadi, bagaimana caranya supaya pelanggan merasa bahwa produk yang kita buat atau pasarkan adalah yang cocok bagi mereka.
Apa saja respon yang diinginkan perusahaan? Respons tersebut adalah pasar sasaran mengenal, menyukai, menjadikan produk sebagai pilihan, membeli produk dan menjadi pelangganyang loyal terhadap produk.Untuk memperoleh respon tersebut perusahaan harus menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, menetapkan harga yang sesuai (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah) bagi pasar sasaran, menyediakan produk pada tempat-tempat yang biasanya didatangi pasar sasaran dan melalukan promosi yang format dan metodenya mengena dengan pasar sasaran.
Alat yang bisa dikontrol oleh perusahaan dan diarahkan untuk memperoleh respons yang diinginkan dari pasar sasaran yang meliputi produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) yang disebut 4 P yang dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix).

Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu rumah tangga maupun organisasi ke dalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli maupun dimiliki. Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan sebuah produk hasil perikanan adalah:
·      Varian produk.
Apakah variasi produk hasil perikanan yang dipasarkan hanya satu jenis saja atau diupayakan beberapa jenis olahan yang dapat diterima semua, baik anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak.
·      Kualitas Produk.
Bagaimana kualitas sebuah produk hasil perikanan, apakah berkualitas tinggi, sedang atau rendah.Sebaiknya kualitas kualitas sebuah produk hasil perikanan tidak hanya dilihat dari segi penampilan fisik produk tetapi juga harus diperhatikan dari sisi keamanan pangan.Bahan-bahan untuk mengolah termasuk produk yang aman untuk dikonsumsi.
·      Desain Produk.
Bagaimana desain dari sebuah produk hasil perikanan.Apa mereknya?Fiturapa yang perlu ditampilkan pada produk? Kemasan bagaimana?Ukurannya bagaimana?

Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk.Untuk menetapkan sembarang harga adalah mudah.Namun untuk menentukan harga yang tepat adalah sulit.Harga yang tepat, yaitu harga yang dinilai tidak terlalu mahal di mata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi kelemahan perusahaan di mata pesaing. Sehubungan dengan harga, banyak hal yang harus dipikirkan oleh pihak produsen/perusahaan, diantaranya:
·      Berapa tingkat harga yang ditetapkan?
·      Seberapa bebas perantara dalam menetapkan harga, karena umumnya perantaralah (bukan produsen) yang berhubungan dengan konsumen akhir.
·      Berapa harga minimum dan maksimum yang bisa diterapkan oleh perantara (allowances)? Berapa lama jangka waktu pembayaran?
·      Bagaimana persyaratan-persyaratan untuk pembelian secara kredit?

Tempat (Place)
Tempat adalah lokasi dimana konsumen biasanya membeli sebuah produk. Misalnya tempat menjual lele penyet di warung, tempura lele di sekolah-sekolah, sosis, nuget lele di mini market, super market, steak lele dan lele asam manis di restoran, dan seterusnya.Tempat yang dimaksud dalam bauran pemasaran adalah menyediakan produk kepada konsumen pada tempat yang tepat, kualitas yang tepat dan jumlah yang tepat. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah :
·      Saluran pemasaran
·      Cakupan pasar
·      Keanekaragaman produk (assortment)
·      Lokasi
·      Manajemen persediaan
·      Transportasi dan logistik.

 Promosi (Promotion)
Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya.Respons yang diharapkan dari pasar sasaran juga dipengaruhi oleh kegiatan promosi. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah:
·      Apa sasaran yang ingin dicapai melalui promosi?
·      Berapa anggaran yang diperlukan?
·      Apa pesan yang ingin disampaikan?
·      Apa metode promosi yang digunakan, apakah iklan, personal selling, hubungan masyarakat, promosi penjualan ataukah pemasaran langsung?

SUMBER:
Anonim, 1989. Petunjuk Praktis Penanganan dan Transportasi Ikan Segar. Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan,  Jakarta.
Anonim, 1992. Petunjuk Teknis Penanganan Tuna Loin Segar. Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Jakarta.
Anonim, 1992. Petunjuk Teknis Transportasi Ikan Hidup Dengan Cara Dipingsankan. Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta
Anonim, 2007. Juknis Penerapan Sistem Rantai Dingin dan Sanitasi Higiene di Unit Pengolahan Ikan. Direktorat Pengolahan Hasil. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Undang-Undang RI No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Keputusan Menteri KP No 10 Tahun 2004 tentang Pelabuhan Perikanan
Keputusan MenterI KP No 52A Tahun 2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Kemanana Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi.